Masjid Baiturrahman: Tempat Ibadah Bergaya Jawa Kuno, Gambarkan Pola Dakwah Wali Songo

oleh -dibaca 287 orang
Masjid Baiturrahman Tekung

Masjid Baiturrohman yang terletak di Dusun Munder, Desa Tekung, Lumajang dinobatkan sebagai salah satu Masjid Kuno di Kabupaten Lumajang.

Masjid yang memiliki 9 kubah berbentuk limas ini merupakan masjid yang menjadi saksi penyebaran agama Islam di masa Pra Kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Sebagaimana catatan pengurus takmir, Masjid ini dibangun pada tahun 1911 Masehi dan baru dilakukan renovasi sebanyak 2 kali yakni pada tahun 1923 dan tahun 1933.

“Masjid ini direnovasi 2 kali, itupun hanya perbaikan ringan yang tidak merubah ornamen dan struktur Masjid ini,” ungkap Takmir Masjid Baiturrohman, Yoyon Sudarmanto.

Dalam catatan sejarah, masjid ini dibangun oleh Kiai Usman saat bangsa Indonesia tengah dijajah oleh bangsa Belanda.

BACA JUGA:   Tradisi Ruwat Air Semeru, Bagaimana Pandangan NU?

Masjid ini memiliki struktur bangunan Jawa Kuno, yakni memiliki 9 kubah berbentuk limas yang menggambarkan perjuangan Wali Songo dan 6 pintu yang menggambarkan rukun Iman dalam agama Islam.

Selain itu, Masjid ini juga memiliki 20 lubang jendela yang menurut cerita menggambarkan 20 sifat Allah SWT.

Layaknya tempat ibadah umat Islam pada umumnya, Masjid ini hingga saat ini masih aktif digunakan dalam berbagai kegiatan peribadatan dan sosial mulai dari sholat, pusat pendidikan, dan pusat pemberdayaan masyarakat.

“Alhamdulillah masih aktif digunakan, apalagi saat ini (Ramadhan) selain sholat juga tadarus,” ungkap  Ustadz Yoyon.

Sementara itu, Ketua Lembaga Takmir Masjid (LTM) PCNU Lumajang, Kiai Nur Chotib menjelaskan jika Masjid ini merupakan salah satu masjid yang digunakan oleh Warga Nahdlatul Ulama (NU).

BACA JUGA:   Musim Haji, Momen Tepat Kenang Kiprah Mbah Wahab

“Masjid itu (Baiturrohim) menjadi salah satu masjid yang masuk dalam pembinaan dan pelabelan kami (NU),” terang Kiai Nur Chotib saat dikonfirmasi Redaksi NU-Lumajang.or.id pada Rabu (12/03/2025).

Senada dengan Pengurus Takmir Masjid Baiturrohman, Kiai Nur Chotib juga memastikan jika pembangunan Masjid ini menggambarkan pola dan perjuangan dakwah Islam yang dilakukan oleh Wali Jawa.

“Kalau dilihat dan diteliti dari struktur bangunannya jelas ini mengingatkan kita tentang perjuangan Wali Songo,” Pungkasnya.

Selanjutnya, LTM PCNU Lumajang berjanji akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang sejarah dan peradaban Islam di Kabupaten Lumajang.