Banser Lansia Asal Lumajang, Jalan Kaki Sejauh 482 Kilometer Demi Sowan Habib Lutfi bin Yahya

oleh -dibaca 3457 orang
Banser Lansia Asal Lumajang, Jalan Kaki Sowan Habib Lutfi
Syamhaji, Banser Lansia asal Lumajang saat diberangkatkan dari Kantor PCNU Lumajang

NU-LUMAJANG.OR.ID, Lumajang. Dedikasi seorang anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) tak perlu diragukan dalam berkhidmat kepada Jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU), sebab barokah para kiai merupakan spirit dalam menjalankan tugas.

Tidak heran jika anggota Banser dari yang muda maupun lanjut usia tetap semangat dan ikhlas menjalankan perintah atasan mereka.

Seperti halnya, Syamhaji anggota Banser yang telah berusia 66 tahun ini. Kakek dengan dua orang cucu ini nekat melakukan longmacrh atau jalan kaki dari kota kelahirannya Lumajang menuju kediaman Habib Lutfi bin Yahya di Pekalongan, Jawa Tengah.

Syamhaji diberangkatkan langsung oleh pengurus Gerakan Pemuda Ansor Lumajang, dari kantor PCNU Lumajang pada kamis (27/07/2023) kemarin.

Dalam perjalannya, Banser lanjut usia ini hanya membawa sejumlah perbekalan seadanya, mulai kopi, dua pasang baju ganti uang tunai senilai 500 ribu.

Tak tanggung-tanggung, kediaman Habib Lutfi bin Yahya di Kelurahan Noyontaan, Kecamatan Pekalongan Timur, Kota Pekalongan, Jawa Tengah ini diperkirakan sejauh 482 kilometer dari Kabupaten Lumajang.

BACA JUGA:   Pemantik Semangat, Banser Yosowilangun Gelar Upacara Hari Pahlawan

Ngalap Berkah Habib Lutfi dengan
Aksi nekat Banser lansia ini bukan tanpa alasan. Kepada nu-lumajang.or.id, ketua PAC GP Ansor Jatiroto, Ahkmad Fauzi menjelaskan jika Syamhaji telah lama berniat akan sowan kepada Habib Lutfi bin Yahya dengan jalan kaki, tapi niat itu terpaksa ditunda karena beberapa peristiwa bencana alam Tanah Longsor dan Banjir Lahar dari Gunung Semeru.

Menurut Fauzi, meski usia Syamhaji termasuk lanjut, namun semangat berkhidmat di NU serasa masih kader muda, padahal Syamhaji merupakan salah satu kader Banser tertua di Lumajang dan telah mengabdi di Banser sejak tahun 90 an dan pernah mendapat penghargaan dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sebagai Kader Banser tertua yang masih aktif berorganisasi.

“Saya ini hanya ingin memberikan contoh pada kader Banser yang masih muda agar selalu semangat dalam berkhidmat ke NU melalui Banser,” Fauzi menirukan ungkapan Syamhaji saat itu, Sabtu (29/07/2023).

BACA JUGA:   Seorang Banser Candipuro Layani Potong Rambut Gratis bagi Korban Bencana Lumajang

Selain itu, ia juga sempat mendengar jika niat Syamhaji itu dalam rangka mendapatkan berkah dari ulama NU.

“Niat ngalap berkah sudah pasti mas, apalagi beliau (Habib Lutfi bin Yahya) merupakah salah satu Ulama NU yang dekat dengan Allah SWT,” pungkasnya.

Sebagaimana dikutip dari NU Online edisi Senin, 13 Desember 2021, Berkah merupakan ziyadatul Khair (bertambahnya kebaikan), artinya sesuatu yang kita lakukan dan yakini jika menghasilkan kebaikan maka termasuk berkah.

Itulah mengapa istilah ini sangat familiar di kalangan umat muslim di Indonesia, khususnya bagi Jamiyah Nahdlatul Ulama. Karena berkah para Ulama NU diyakini menjadi salah nilai yang menguatkan pondasi Jamiyah yang telah berusia 100 Tahun itu.

BACA JUGA:   Persiapan MTQ Kabupaten Lumajang, Para Dewan Hakim Dapat Pembekalan dari LPTQ Jatim

Sementara itu, Ketua GP Ansor Lumajang, KH Abdul Mughits Naufal menaruh hormat kepada anggotanya yang melakukan aksi jalan kaki ini. Bahkan, pihaknya berjanji memberikan apresiasi kepada Syamhaji sepulangnya ke dari Pekalongan, Jawa Tengah.

“Tentu kami sangat terharu, nanti sepulangnya dari Pekalongan akan kami gelar upacara penghormatan dengan melaksanakan apel pasukan,” ungkap Gus Nofal, sapaan akrab Ketua GP Ansor Lumajang.

Kader Ansor-Banser disetiap kabupaten kota dikabarkan memberikan pengawalan terhadap aksi longmarch Syamhaji.

“Tentu semua anggota Ansor-Banser mengapresiasi Pak Syamhaji mas, malah saya dapat informasi jika Kasatkorwil Banser Jawa Timur, Gus Irsyad turut mengawal beliau,” tambahnya.

Diperkirakan, perjalanan Syamhaji ke pekalongan akan memakan waktu lebih dari dua pekan, karena harus melewati sedikitnya 14 Kabupaten /kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah sebelum akhirnya sampai di Kediaman Habib Lutfi bin Yahya di Kabupaten Pekalongan.