Tata Cara Shalat Idul Fitri, Lengkap dengan Niat dan Bacaan di Sela-sela Takbir

oleh -dibaca 557 orang

Anjuran bagi umat Muslim pada hari raya Idul Fitri salah satunya ialah melaksanakan shalat id. Hukum shalat ini adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) sejak disyariatkannya pada tahun kedua hijriah. Rasulullah selalu melaksanakannya hingga beliau wafat dan dilanjutkan oleh umatnya sampai sekarang.

Shalat id dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah dan terdapat khutbah setelahnya. Namun, apabila terlambat maka boleh dilakukan secara munfarid (sendiri) di rumah apabila terlambat datang ke lokasi shalat Id berjamaah. Shalat Id sendiri lebih baik daripada tidak sama sekali.

Adapun syarat dan rukun shalat Idul Fitri sama sebagaimana shalat fardhu lima waktu, termasuk hal-hal yang membatalkannya. Hanya saja ada beberapa tambahan tekins yang sifatnya sunnah. Waktu shalat dimulai sejak matahari terbit sampai masuk waktu shalat dhuhur.

Shalat Idul Fitri disunnahkan memperlambat waktu untuk memberi kesempatan kepada mereka yang belum berzakat fitrah. Berbeda dengan shalat Idul Adha yang dianjurkan mengawalkan waktu untuk memberi kesempatan yang luas bagi masyarakat yang hendak berkurban selepas rangkaian shalat id.

BACA JUGA:   Tidak Sengaja Menelan Sisa Makanan, Batalkah Puasanya?

Berikut tata cara shalat id secara tertib:

1. Niat

Pertama yang perlu dilakukan dalam shalat id adalah membaca niat. Berikut lafal niatnya:

 أُصَلِّيْ سُنَّةً لِّعِيْدِ الْفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَالَى

Artinya: “Aku niat shalat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala.”

Hukum pelafalan niat adalah sunnah. Sementara yang wajib yaitu ada maksud secara sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang akan menunaikan shalat sunnah Idul Fitri.

Pelaksanaan shalat Idul fitri tidak terlepas dari keberadaan seorang bilal. Berbeda dengan shalat pada umumnya, bilal Idul Fitri tidak dianjurkan mengumandangkan adzan serta iqamah, melainkan cukup dengan menyeru “ash-shalâtu jâmi‘ah”.

2. Takbiratul Ihram

Sebagaimana shalat biasa, shalat Id juga terdapat takbiratul ihram. Usai membaca doa iftitah, disunnahkan takbir lagi hingga tujuh kali untuk rakaat pertama.

BACA JUGA:   6 Rukun Haji yang Harus Diketahui Jemaah Haji

Di sela-sela tiap takbir itu dianjurkan membaca:

اللّٰهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا، وَسُبْحَانَ اللّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang.”

Atau membaca:

سُبْحَانَ اللّٰهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَاللّٰهُ أَكْبَرُ

“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar.”

3. Membaca Al-Fatihah

Setelah selesai membaca iftitah dan melakukan takbir sebanyak tujuh kali, wajib membaca surat Al-Fatihah. Kemudian dianjurkan membaca surat Al-A’la. Lalu dilanjutkan dengan ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti shalat biasa.

4. Rakaat Kedua

Di dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, disunnahkan takbir lagi sebanyak lima kali. Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua. Kemudian baca Surat Al-Fatihah, lalu Surat Al-Ghâsyiyah. Kemudian dilanjutkan dengan gerakan ruku’, sujud, dan seterusnya hingga salam.

BACA JUGA:   Panduan Lengkap Merawat Jenazah, Mulai Memandikan Hingga Menguburkan

Perlu diketahui, hukum takbir tambahan (lima kali pada pada rakaat kedua atau tujuh kali pada rakaat pertama) adalah sunnah, sehingga tidak sampai menggugurkan keabsahan shalat Id apabila lupa mengerjakannya.

5. Mendengar Khutbah

Setelah shalat selesai, jamaah tidak disarankan beranjak dulu dari tempat, tetapi perlu mendengarkan muraqi atau bilal dan khatib berkhutbah sampai selesai. Kecuali bila shalat id ditunaikan tidak secara berjamaah. Sebagaimana diungkapkan Ubaidullah bin Abdullah bin Utbah dalam sebuah hadits:

السنة أن يخطب الإمام في العيدين خطبتين يفصل بينهما بجلوس

Artinya: “Sunnah seorang Imam berkhutbah dua kali pada shalat hari raya (Idul Fitri dan Idul Adha), dan memisahkan kedua khutbah dengan duduk.”

Untuk khatib, disunnahkan memulai khutbah pertama dengan takbir sembilan kali dan khutbah kedua dengan takbir tujuh kali.

Wallâhu a’lam bisshawab