Profil Abdul Muis, Guru PAI Lumajang Berprestasi Pencetus MABIT

oleh -dibaca 2597 orang

November menjadi bulan yang paling membahagian bagi para guru. Betapa tidak, bulan ini bertepatan dengan peringatan hari guru yang diperingati setiap tanggal 25 di bulan November.

Peringatan hari guru dengan beragam cara mampu menghadirkan kesan mendalam dan bahkan tak dapat dilupakan. Mulai dari yang sederhana, sampai yang rumit penuh perjuangan dan drama mengharu biru. Tak terkecuali bagi Abdul Muis, guru Pendidikan Agama Islam yang mengajar di SMA Negeri 1 Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Abdul Muis adalah salah satu dari ribuan guru di Indonesia yang turut merasakan betapa November menjadi bulan yang meninggalkan banyak kesan mendalam baginya sebagai seorang guru.

Lelaki yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Lembaga Ta’lif wa Nasyr (LTN) di Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang itu memiliki cerita tersendiri dengan bulan ini, selain diperingati sebagai ‘bulannya para guru’, ternyata November juga menjadi bulan di mana Abdul Muis menikahi perempuan yang saat ini mendampinginya, Yunita Wulandari, seorang guru SMP Negeri 1 Kunir, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang dinikahinya pada 11 November 2011.

Sebagai seorang guru, aktivitas Abdul Muis sama dengan guru lainnya, mengajar dan mendidik para murid di sekolah. Hampir setiap peringatan hari guru, ia terlibat dan menjadi salah satu penerima penghargaan yang diberikan oleh pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, dari ajang apresiasi dan lomba tingkat kabupaten, provinsi hingga tingkat nasional.

Terbaru, pada 27 November 2023, ia menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, sebagai peraih terbaik pertama GTK Creative Camp (GCC) Batch 4 bidang lomba media pembelajaran berbasis IT.

Pada tahun ini pula ia menjadi 10 terbaik Apresiasi Guru Inovatif Jenjang SMA Provinssi jawa Timur, yang digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbud Ristek) melalui Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Timur).

BACA JUGA:   Ketum PBNU Sebut Keberkahan Kiai NU Bukti Mulianya Silsilah

Bukan hanya itu, Abdul Muis bahkan telah menerima penghargaan 3 tahun berturut-turut (2021, 2022 dan 2023) dari Gubernur Jawa Timur untuk event GCC dengan kategori lomba yang berbeda.

Kecintaannya pada media pembelajaran berbasis teknologi telah mengantarkan Abdul Muis menjadi yang terbaik pada ajang yang digelar tahunan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Pendidikan Provinsi tersebut.

Medianya yang diberinama MABIT (Mari Belajar Ilmu Tajwid) adalah media yang dirancang dengan memadukan 3 gaya belajar sekaligus (Auditori, Kinestetik dan Visual) dalam satu apilkasi pembelajaran.

“MABIT ini adalah media hasil kolaborasi bersama anak saya Nada, usianya saat ini 5 tahun dan bersekolah di TK Muslimat NU Yosowilangun,” papar Abdul Muis.

Saat sesi wawancara dengan dewan juri, ia menjelaskan bahwa media yang dibuatnya dianggap memiliki inovasi dan novelty sehingga lolos menjadi 5 terbaik kala itu. Di sesi wawancara ia juga menceritakan bahwa juri menanyakan sumber ide yang didapatnya sehingga lahirlah MABIT.

“Sebenarnya media ini didasari atas keresahan saya saat mengajar di kelas pada aspek Al-Qur’an, hampir sebagian besar murid saya belum mampu membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid, termasuk panjang pendek dan makhorijul hurufnya,” tegasnya.

MABIT dirancang dengan mengombinasikan materi berupa tulisan dan gambar, serta video dan audio. Khusus untuk sumber audio, Abdul Muis menggunakan suara putrinya Alya Qotrunnada Abdullah atau yang biasa dipanggil Nada.

Suara Nada digunakan untuk teks arab seperti ayat Al-Quran yang menjadi contoh hukum bacaan dasar tajwid, sehingga mereka yang menggunakan media ini, apabila belum mampu membaca teks arab dengan baik, dapat mendengarkan suara dari teks tersebut dengan cara klik tombol yang ada di samping ayat.

“Media ini bukan hanya dapat digunakan di jenjang SMA, bahkan jenjang pendidikan dasar (SD dan SMP) juga dapat menggunakan media ini, selain itu juga media ini ramah disabilitas karena dilengkapi dengan petunjuk suara pada setiap menu yang ada di dalam media,” lanjutnya.

BACA JUGA:   Innalillahi wa Innailaihi Raji'un, Kiai Bulqin Wakil Rais PCNU Lumajang Meninggal Dunia

Inovasi dan kebaruan yang ada di dalam MABIT inilah kemudian yang menjadikan Abdul Muis bersama MABIT karyanya mampu menembus 3 besar dari dua ribuan karya yang terseleksi dan kemudian menjadi yang terbaik.

“Saya benar-benar tidak menyangka akan menjadi yang terbaik, saya bukan guru IT, bidang utama saya adalah PAI, benar memang saya mencintai teknologi dan apilkasinya dalam pembelajaran, namun untuk penguasaan teknologi secara utuh, saya masih berada pada level ‘belajar’,” ungkap alumni Pascasarjana S3 UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember itu.

Saat ini, MABIT dapat diakses melalui laman https://mabitpai.github.io/gccbatch4/. Akses ini terbuka dan gratis dapat digunakan oleh siapapun.

“Saya berharap media ini dapat bermanfaat terutama bagi siapapun yang ingin belajar ilmu tajwid,” imbuhnya.

Jauh sebelum MABIT, rupanya Abdul Muis telah membuat media pembelajaran IT berbasis video yang digunakan oleh jutaan peserta didik di seluruh pelosok negeri, yang ia unggah di channel YouTube Klik Media.

Channel tersebut lahir saat masa pembelajaran Covid-19. Bersama rekannya Suwari, guru SMK Negeri 2 Lumajang, ia membuat media pembelajaran berbasis video yang menarik dan mampu menghadirkan warna berbeda dalam belajar PAI, bukan hanya bagi peserta didik namun juga guru PAI itu sendiri. Terbukti, karya yang ada di Channel Klik Media ini telah mendapatkan ratusan ribu view hingga November 2023.

Bukan hanya itu, pada 2019 pula Abdul Muis juga pernah membuat aplikasi yang diberi nama Jurnal Ramadan. Aplikasi ini digagas bersama partnernya, Pak Suwari.

Saat itu pembelajaran daring yang dilakukan karena pademi Covid-19, melahirkan ide brilliant dengan Jurnal Ramadan. Aplikasi ini digunakan oleh jutaan peserta didik di seluruh pelosok negeri, membantu guru PAI dalam rangka pembelajaran bulan Ramadan terutama saat pandemi Covid-19 kala itu.

BACA JUGA:   Inilah Shalawat Ilmi Karya Syaikhona Kholil Bangkalan

“Dunia teknologi terutama yang berkaitan dengan pembelajaran, adalah dunia saya. Saya sangat mencintai dunia ini, karena bagi saya, teknologi yang terus berkembang pesat akan mampu menghadirkan warna berbeda jika padukan dengan pembelajaran, sehingga bukan hanya guru tapi juga peserta didik yang akan dengan cepat beradaptasi dengan zaman, pembelajaran sesuai kodrat alam dan kodrat zaman pun akan terwujud,” ungkapnya.

Abdul Muis telah hadir sebagai sosok guru PAI yang mampu bersaing dengan guru umum lainnya. Ia telah membuktikan bahwa Guru PAI juga mampu bersaing dengan guru umum.

Ragam apresiasi dan penghargaan yang diterimanya adalah bukti sahih bahwa guru PAI adalah guru unggul yang mampu memberikan warna dalam dunia Pendidikan Indonesia.

“Kita punya kompetensi, punya kelebihan dan keunggulan yang tidak dimiliki oleh guru lainnya, untuk itu mari terus bersemangat, bergerak, berinovasi dan berbagi untuk meningkatkan kompetensi yang kita miliki, yakinlah bahwa pada suatu saat inovasi yang kita buat akan bertemu dengan jodohnya sendiri,” lanjut Abdul Muis.

Biografi Singkat

Nama lengkap: Dr. Abdul Muis, M.Pd.I

Pendidikan: S3 PAI UIN KHAS Jember

Instansi: SMA Negeri 1 Yosowilangun, Lumajang

Istri: Yunita Wulandari, S.Pd.

Anak: Alya Qotrunnada Abdullah dan Jalaluddin El Muzammil Abdullah

Email: abdulmuis11@guru.sma.belajar.id

Website: www.abdulmuis.id

FB & IG: Abdul Muis Joenaidy

YouTube: omah sinau PAI