NU-LUMAJANG.OR.ID, Lumajang. Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lumajang, Gus Kun Muhandis menjelaskan bahwa sesungguhnya shalat sunnah yang dikerjakan setelah shalat Isya’ merupakan ibadah yang menghidupkan malam.
Hal itu ia sampaikan saat Ngaji Kitab Risalatul Muawanah di Studio Media Center an-Nahdlah (MCN) Gedung PCNU Jalan Alun-alun Timur 03 Lumajang, Kamis (18/01/2024).
Pengasuh Pondok Pesantren Al Wadud tersebut menjelaskan, hal itu merupakan ibadah yang disukai para ulama yang dikerjakan setelah bangun tidur.
“Ketika kita mengerjakan ibadah di sepertiga malam itu bisa memotong hidungnya setan dan juga merupakan usaha kita untuk memerangi hawa nafsu,” jelasnya.
Selain itu, Wakil Ketua PCNU Lumajang itu menegaskan, nilai keutamaan dari suatu ibadah itu tergantung pada sisi berat atau tidaknya dalam mengerjakan ibadah tersebut.
“Semakin berat kita melakukan ibadah itu maka nilainya semakin tinggi di hadapan Allah SWT, dan memerangi hawa nafsu itu yang paling berat,” tegasnya.
Ia menyampaikan bahwa beratnya dalam mengendalikan hawa nafsu, karena hawa nafsu termasuk bagian dari diri sendiri dan bergerak secara halus, hal tersebut membuat hawa nafsu tidak bisa dihilangkan, hanya bisa ditaklukkan.
Nafsu itu bagaikan bayi, bila kau biarkan akan tetap suka menyusu. Namun bila engkau sapih, maka bayi akan berhenti sendiri. (Qasidah Burdah, Bab II, Bait 6)
“Salah satu cara untuk menaklukkan hawa nafsu itu beribadah di tengah malam atau sepertiga malam, setelah bangun tidur dilanjut dengan shalat tahajud,” imbuhnya.
Terakhir ia menyampaikan bahwasanya Allah berfirman kepada Rasulullah SAW untuk mengerjakan shalat tahajud sebagian malam yang telah disunnahkan.
“Dalam hadits para sahabat, sesungguhnya Allah SWT kagum ketika seorang hamba bangun tidur untuk melaksanakan shalat, sehingga Allah SWT membanggakan seorang hamba tersebut kepada para malaikat dan Allah SWT akan menerima dengan dzatnya yang mulia,” tutupnya.