Gus Kun Muhandis: Doa Itu Pengabdian Bukan Tuntutan kepada Tuhan

oleh -dibaca 957 orang

NU-LUMAJANG.OR.ID, Lumajang. Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lumajang, Gus Kun Muhandis menyatakan bahwa umat muslim ataupun non-muslim sekalipun dalam kesehariannya tidak pernah lepas dari doa, dan berdoa ini merupakan bentuk pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya, bukan menuntut tuhan.

Hal itu disampaikan Gus Kun Muhandis saat mengisi ‘Ngaji Selosoan’ di Studio Media Center an-Nahdlah (MCN) Gedung PCNU Jalan Alun-alun Timur 03 Lumajang, Senin (18/12/2023).

“Jadi, jangan pernah beranggapan semua keinginan yang kita salurkan dalam doa-doa, semuanya akan dikabulkan oleh Allah SWT, karena hal itu menunjukkan seakan-akan Allah SWT harus menuruti semua keinginan yang dipinta hamba-Nya,” ungkapnya.

Selain itu, Wakil Ketua PCNU Lumajang itu menegaskan, berdoa adalah sebagai kewajiban bagi seorang hamba, sedangkan untuk mengabulkannya adalah bagian dari kewenangan-Nya, dan hal tersebut tidak dapat dicampur adukkan.

BACA JUGA:   Habib Syech Jelaskan Pentingnya Menjadi Masyarakat yang Beradab

“Ibaratnya seperti ini, ketika seorang anak meminta uang sebesar Rp.100.000,00 kepada orang tuanya, tentu untuk mengabulkan permintaannya, orang tuanya terlebih dahulu melihat kebutuhannya sebelum mengabulkannya walaupun anak itu adalah anak kandungnya sendiri,” tegasnya.

Kemudian ia melanjutkan, bahwa orang tua yang selalu mengabulkan permintaan anaknya terkadang akan membuat anaknya terjerumus pada sesuatu yang berbahaya baginya, dan juga terkadang orang tua yang tidak selalu mengabulkan segala keinginan anaknya bisa jadi dia membawa dan menyelamatkannya dari sesuatu yang berbahaya baginya.

“Jadi, dengan tidak mengabulkan suatu permintaan bukan berarti dia membencinya, justru hal itu dilakukan karena dia sayang kepada anaknya, karena bisa jadi dengan mengabulkan permintaannya tidak ada manfaatnya atau justru berbahaya baginya,” lanjut dia.

BACA JUGA:   Gus Masyhuri: Inilah Inti dari Tradisi Halal Bihalal

Lebih lanjut ia mengungkapkan, bahwasanya orang tua lebih senang bilamana seorang anak meminta sesuatu kepadanya daripada seorang anak yang jarang sekali atau bahkan tidak pernah meminta sesuatu kepadanya.

“Seorang anak yang meminta atau mengungkapkan sesuatu kepada orang tuanya berarti dia benar-benar menganggap bahwa orang tuanya adalah sebagai sandaran bagi dirinya begitu pula ketika seorang hamba meminta atau berdoa kepada Allah SWT,” imbuhnya.

Terakhir ia menyampaikan, pada intinya dikabulkan semua doa itu bukan atas dasar seorang hamba berdoa, akan tetapi karena Allah SWT mengabulkan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhannya.

“Seperti halnya ketika seorang anak mempunyai sepatu yang sudah rusak, baik meminta ataupun tidak, orang tuanya pasti akan membelikan sepatu baru untuknya, karena yang pasti orang tua sudah tahu bahwa hal itu adalah dari kebutuhannya,” pungkasnya.

BACA JUGA:   Kapan Awal Puasa Rajab 2024? Berikut Ketentuan, Keutamaan, dan Niatnya