Masuk 10 Malam Terakhir Ramadhan, Kapan Terjadinya Lailatul Qadar?

oleh -dibaca 667 orang

Lailatul Qadar adalah malam istimewa yang dianugerahkan Allah secara khusus kepada umat Nabi Muhammad SAW.

Lailatul Qadar merupakan malam yang lebih mulia daripada seribu bulan. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surah Al-Qadr:

إِنَّآ أَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ، وَمَآ أَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ، لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ، تَنَزَّلُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَالرُّوحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ، سَلَامٌ هِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ.

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. Sejahteralah (malam) itu sampai terbit fajar.

Jadi, siapapun yang bisa menggapai malam mulia dalam setiap tahunnya, walaupun berusia 60 sampai 70 tahun, sama dengan berusia ratusan tahun bahkan ribuan tahun yang diisi dengan ibadah. Lantas, adakah tanda-tanda Lailatul Qadar?

Dalam sebuah hadits, sahabat Nabi SAW ingin berjumpa dengan Lailatul Qadar. Sehingga mereka bertanya tanda-tandanya secara alamiah kepada Rasulullah SAW.

قد سئل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن علامات ليلة القدر، فقال هي ليلة بلجة أي مشرقة نيرة لا حارة ولا بارة ولا سحاب فيها ولا مطر ولا ريح ولا يرمي فيها بنجم ولا تطلع الشمس صبيحتها مشعشة. (رواه مسلم)

BACA JUGA:   Dasar Anjuran dan Lafal Takbiran Idul Fitri, Berikut Teks Arab dan Artinya

Artinya: Rasulullah pernah ditanya tentang tanda-tanda Lailatul Qadar, maka beliau bersabda: “Yaitu malam yang terang dan bercahaya, udaranya tidak panas dan tidak dingin, tidak ada mendung tidak ada hujan, tidak ada gerak angin dan tidak ada bintang yang dilempar. Paginya matahari terbit dengan terang tapi tidak terlalu memancar. (HR Muslim).

Dalam hadits lain, Rasulullah SAW bersabda:

تحروا ليلة القدر فى الوتر من العشر الأواخر من رمضان. (رواه البخاري)

Artinya: Carilah Lailatul Qadar pada tanggal ganjil di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. (HR al-Bukhari).

Sementara itu, hingga saat ini ulama tidak memberikan kepastian waktu terjadinya Lailatul Qadar. Ulama hanya menggapainya berdasarkan pengalaman pribadi masing-masing, sebagaimana dialami oleh al-Bujairimi, Imam Ghazali, Imam al-Kurdi, Imam Abu al-Hasan. Bahkan Imam asy-Syafi’i berdasarkan hadits Nabi SAW di atas bahwa Lailatul Qadar terjadi pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan.

Namun, Imam Ghazali berbeda pendapat tentang hal ini, beliau memberikan ancang-ancang terjadinya malam Lailatul Qadar dilihat dari awal mulai dimulainya puasa hari pertama dalam setiap tahun.

BACA JUGA:   Silaturrahim dengan Keluaraga Terputus, Apa Penyebabnya?

قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر، فإن كان أوله يوم الاحد أو يوم الأربعاء: فهي ليلة تسع وعشرين، أو يوم الاثنين: فهي ليلة إحدى وعشرين، أو يوم الثلاثاء أو الجمعة: فهي ليلة سبع وعشرين، أو الخميس: فهي ليلة خمس وعشرين، أو يوم السبت: فهي ليلة ثلاث وعشرين. (إعانة الطالبين، ج ٢، ص ٢٥٧)

Artinya: Telah berkata Imam Ghazali dan ulama selainnya bahwa Lailatul Qadar diketahui melalui hari awal dari bulan (Ramadhan). Jika awal puasa hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 29. Jika awal puasa hari Senin, maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 21. Jika awal puasa hari Selasa atau Jumat, maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 27. Jika awal puasa hari Kamis, maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 25. Jika awal puasa hari Sabtu, maka Lailatul Qadar jatuh pada tanggal 23.

Lalu, berapakah seribu bulan itu?

Menurut perhitungan Syekh Abdul Halim Mahmud, seribu bulan itu setara dengan 83 tahun 4 bulan.

والألف شهر هي ثلاث وثمانون سنة وأربعة أشهر، وذلك عادة عمر الإنسان، فهي خير من عمر الإنسان، من عمر كل إنسان: من عمر كل إنسان في الماضي وفي المستقبل، أي أنها خير من الدهر.

BACA JUGA:   Inilah Dua Keutamaan bagi Orang yang Berbagi Takjil Buka Puasa

Artinya: Seribu bulan adalah delapan puluh tiga tahun empat bulan. Itu merupakan standar umum umur manusia. Lailatul Qadar (seribu bulan) lebih baik dari umur manusia, dari umur setiap manusia: dari umur manusia di masa lalu maupun umur manusia di masa mendatang. Intinya, Lailatul Qadar lebih baik dari (usia) zaman. (Syekh Abdul Halim Mahmud, Syahr Ramadhân, halaman 21).

Dari beberapa keterangan di atas, tidak ada yang tahu pasti terjadinya Lailatul Qadar karena itu adalah rahasia Allah. Namun, ketidakpastian waktunya mengandung hikmah yang sangat besar, yaitu membuat manusia terus beribadah setiap malam dengan harapan mendapatkan kemuliaan Lailatul Qadar.

Melihat keutamaan malam Lailatul Qadar yang luar biasa, sudah selayaknyalah kita sebagai umat Muslim tidak melewatkannya begitu saja.

Kita dapat memaksimalkan ibadah pada setiap malam di 10 akhir bulan Ramadhan, selain untuk mendapatkan keutamaan Lailatul Qadar juga agar Ramadhan kita tahun ini lebih baik dari sebelumnya.

Wallâhu a’lam bisshawab