Tergodakah NU…?

oleh -dibaca 2077 orang

Kian dekatnya pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024, mendiskusikan peran politik NU selalu menarik dan ditarik-tarik untuk dilibatkan, terlebih di pemilihan Bupati-Wakil Bupati Kabupaten Lumajang.

Banyak suara dari tongkrongan warung-warung kopi yang memprediksi pecah kongsinya pasangan Bupati-Wakil Bupati 2019-2024, Thoriqul Haq dan Indar Amperawati Masdar, untuk kompetisi pilkada 2024.

Meskipun kabar tersebut masih perlu divalidasi lebih jauh tentang kebenarannya karena selama memimpin satu periode, pasangan Cak Thoriq-Bunda Indah, sapaan Thoriqul Haq dan Indah Amperawati, sangat mesra bahkan relatif kondusif, adem ayem hingga akhir pemerintahannya.

Bahkan dalam setiap ada kesempatan perjamuan orang banyak sebelum purna dari jabatan Bupati-Wakil Bupati periode 2019-2024, Cak Thoriq kerap menyampaikan akan tetap berpasangan dengan Bunda Indah pada periode berikutnya.

Namun, suara-suara tersebut tidak sepenuhnya bisa diskip. Ujar para politisi kawakan, politik selalu dinamis, arahnya selalu berubah, hari ini kawan, bisa jadi esok menjadi lawan, pagi tempe, siang tahu dan malamnya bisa jadi lauk lain, begitulah politik, susah diprediksi, tidak ada kamus kepastian dalam politik. Dan yang pasti dalam politik hanya kepentingan.

Terlebih bila melihat hasil perolehan kursi partai Gerindra di Pemilihan Legislatif tingkat II (DPRD Kabupaten Lumajang) tahun 2024, Partai yang dipimpin Bunda Indah menjadi partai pemenang di Pileg 2024. Hasil penghitungan KPU Lumajang menginformasikan Partai Gerindra mendapatkan 11 (sebelas) kursi di DPRD Kabupaten Lumajang periode 2024-2029, lebih banyak 1 (satu) kursi dari PKB yang memperoleh 10 kursi.

BACA JUGA:   Maraknya Kejahatan, Bagaimana Hukum Membela Diri?

Apalagi calon presiden dari partai Gerindra sekaligus ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto, berdasarkan hasil pengumuman KPU RI tanggal 20 Maret 2024 mendapatkan suara terbanyak, mengungguli dua paslon kompetitor Prabowo dan dipastikan akan dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia ke-8.

Melihat fakta diatas, tentu sangat beralasan sekali bila Bunda Indah akan mengibarkan bendera sendiri sebagai Calon Bupati Kabupaten Lumajang berkompetisi dengan Cak Thoriq di Pilkada Kabupaten Lumajang periode 2024-2029 yang pada periode sebelumnya menjadi pasangan harmonis.

Tidak mungkin Bunda Indah akan kembali rela menjadi wakil karena tiketnya Partai Gerindra lebih banyak dari PKB, partai kendaraan Cak Thoriq. Begitu pula, tidak mungkin Cak Thoriq akan menjadi N-2 karena sebelumnya Cak Thoriq adalah Bupati.

Lalu, pertanyaannya, sosok figur seperti apa yang ingin dicari Bunda Indah?

Entah hanya sekedar isengnya para konten kreator yang menjadi volunteernya Bunda Indah, beberapa hari ini tersebar melalui media sosial baik WhatsApp, Facebook, TikTok dan lainnya, dua sosok tokoh berlatar belakang NU dan bahkan masih aktif di pucuk kepemimpinan NU Cabang Lumajang, Dr. KH. Muhammad Darwis atau yang lebih akrab dengan panggilan Gus Darwis, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Lumajang dan Gus Wildan, Sekretaris Katib Syuriah PCNU Lumajang, disandingkan dengan Bunda Indah menjadi calon wakilnya. Satu flayer Bunda Indah berpasangan dengan Gus Darwis, satunya lagi Bunda Indah berpasangan dengan Gus Wildan.

BACA JUGA:   Merapikan Komitmen Merespon Kerentanan Bencana

Jika Bunda Indah benar-benar mengibarkan bendera sendiri, menjadi calon Bupati berkompetisi dengan Cak Thoriq, maka sudah selayaknya Bunda Indah melirik dan memikirkan untuk melibatkan tokoh NU Lumajang dalam merebut posisi orang nomor satu di Lumajang.

Pertama umat Nahdliyin di Kabupaten Lumajang bisa dikatakan jumlahnya sangat besar. Meskipun tidak ada hasil survey maupun sensus yang menyatakan secara pasti jumlah warga nahdliyin di Kabupaten Lumajang, namun bila dilihat dari banyaknya pondok pesantren dan madrasah-madrasah diniyah di Kabupaten Lumajang, maka bisa dibilang kurang lebih lima puluh persen, secara kultur masyarakat Lumajang berafiliasi dengan NU. Artinya besarnya basis NU, sangat dibutuhkan Bunda Indah untuk mendapatkan banyaknya dukungan dari warga Nahdliyin Lumajang.

Kedua Cak Thoriq adalah kader NU tulen. Lahir dan besar sebagai kader NU baik secara kultur, pendidikan formal dan organisasi. Riwayat pendidikannya dimulai dari santri Pondok Denanyar Jombang, Pondok Pesantren yang didirikan oleh salah satu pendiri Nahdatul Ulama, KH.Bisri Syansuri, berpendidikan S-1 di UINSA atau IAIN Sunan Ampel tempo dulu, berproses di organisasi mahasiswa Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang secara kultur tidak bisa dilepaskan dari NU.

Bahkan sebelum mendeklarasikan sebagai organisasi Independent, PMII adalah underbow NU. Singkat kata, di bolak-balik seperti apapun, maka NU 24 karat ada di sosok Cak Thoriq. Kemudian, selama menjabat Bupati Lumajang periode 2019-2024, Cak Thoriq bisa menciptakan suasana nyaman ber-NU.

BACA JUGA:   Nahdlatul Ulama dalam Pangkuan Jagat Bumi

Struktural NU Lumajang terayomi dan terayemi sehingga bisa lebih maksimal dalam menguatkan khidmah dan melayani umat. Pelayanan kesehatan, pemberdayaan kemandirian ekonomi dengan mendirikan BMTNU, distribusi kader-kader NU tergarap dengan baik. Maka tidak heran, bila sosok Cak Thoriq di internal NU diterima oleh semua kalangan.

Bahkan beberapa kali, Kiai-kiai NU kharismatik Lumajang memberikan isyarat rekomendasi agar Cak Thoriq harus terpilih Kembali di pemilihan Bupati 2024.

Kenyatan diatas, sudah pasti akan dikalkulasi secara cermat dan matang oleh Bunda Indah agar bisa mendapatkan dukungan dari warga NU Lumajang, minimal memecah solidnya dukungan suara warga NU Lumajang pada sosok Cak Thoriq.

Bila yang digandeng menjadi wakil Bunda Indah adalah sosok kader NU yang secara kualitas elektoral bisa menyedot suara NU, maka tidak terlalu sulit Bunda Indah mendapatkan tiket kursi Bupati Lumajang.

Hanya saja, adakah tokoh NU yang tergoda dan bisa digoda untuk berpasangan menjadi Calon Wakil Bunda Indah, mengingat khususnya di Kabupaten Lumajang secara politik elektoral masih belum muncul kader NU yang setara dengan Cak Thoriq, minimal mendekati. Wallahu A’lam

 

Ditulis oleh: Mochammad Hisan, Ketua STAIMU Banyuputih KidulJatirotoLumajang