Hikmah dan Keberkahan Lebaran 7 Hari

oleh -dibaca 567 orang

Hari Raya Idul Fitri dihiasi berbagai macam tradisi di dalamnya, salah satunya perayaan lebaran ketupat. Hari perayaan lebaran ketupat berbeda-beda di setiap wilayah, ada yang merayakannya saat hari pelaksanaan shalat Idul Fitri, dan ada pula yang merayakan tujuh hari setelahnya, bahkan ada yang merayakan setiap hari.

Terlepas dari perbedaan itu, hari raya Idul Fitri di dalam Islam hanya terjadi satu hari. Akan tetapi umat Islam di Indonesia merayakannya selama tujuh hari atau satu minggu.

Lalu, apakah tradisi ini baik?

Penilaian baik dan buruknya suatu tradisi bisa dilihat dari segi maslahat dan mudharatnya. Ternyata ada hikmah dan keberkahan menjadikan lebaran menjadi tujuh hari.

BACA JUGA:   Baca Surat Al Fatihah 100 Kali Akan Ada Keajaiban yang Didapat, Berikut Penjelasannya

Lantas, apa saja hikmah dan keberkahannya?

Lebaran menjadikan momen berkumpulnya seluruh keluarga, trah, bani, serta berbagai komunitas dan organisasi masyarakat (ormas). Di momen inilah banyak masyarakat yang mengadakan reunian dan halal bihalal.

Pemerintah Indonesia beserta instansi dan masyarakatnya sangat menghargai momen penting hari raya Idul Fitri dan lebaran, sehingga pemerintah meliburkan aktivitas kerja selama beberapa hari ketika lebaran.

Tujuan diliburkan tersebut agar masyarakat yang merantau karena bekerja dan menimba ilmu bisa pulang ke kampung halamannya untuk bertemu dengan orang tua dan sanak keluarga untuk bersilahturahmi.

Dalam hadits yang diriwayatkan al-Bukhari, Muslim dan lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِيْ رِزْقِهِ، وَيُنْسَأَ لَهُ فِيْ أَثَرِهِ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

BACA JUGA:   Sabar saat Mendapat Anugerah dan Syukur saat Mendapat Musibah

Artinya: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturrahim.”

Tidak luput dari keberkahan lebaran, masyarakat biasanya mengunjungi rumah saudara dan tetangganya satu persatu untuk meminta maaf secara langsung. Karena banyaknya saudara, tetangga, dan kerabat, sehingga membutuhkan waktu berhari-hari untuk mengunjunginya.

Dengan adanya saling meminta maaf dan mengunjungi rumahnya, maka kekeluargaan dan sikap bermasyarakat akan tumbuh kembali. Ucapan meminta maaf dan saling memaafkan terasa ringan diucapkan ketika hari lebaran.

Meskipun meminta maaf tidak harus menunggu momen lebaran, akan tetapi lebaran menjadikan momen yang berbeda dalam meminta maaf karena lebih mendalam dan menghayati bahkan sampai menitikkan air mata.

BACA JUGA:   Kontroversi Kesunnahan Puasa Rajab, Berikut Penjelasannya

Umumnya di Indonesia, meminta maaf dengan berjabat tangan ketika lebaran. Hal ini sangat sesuai dengan penerapan hadits Rasulullah SAW:

ما من مسلمين يلتقيان فيتصافحان الا غفر لهما قبل ان يتفرقا

Artinya: “Tiadalah dari dua orang Islam yang berjumpa lalu saling bersalaman, melainkan keduanya diampuni dosanya sebelum berpisah.”