Mulai Jumat Kliwon, 27 Juni 2025, umat Islam memasuki Tahun Baru 1447 Hijriah menggantikan 1446 Hijriah. Penetapan ini berdasarkan istikmal (penyempurnaan bulan menjadi 30 hari), sebagaimana diumumkan oleh Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU) melalui surat resmi Nomor 76/PB.08/A.II.01.13/13/06/2025 tentang Awal Bulan Muharram 1447 H.
Momen pergantian tahun Hijriah ini menjadi saat yang tepat bagi umat Islam untuk bermuhasabah dan memperbanyak doa. Salah satu amalan yang dianjurkan adalah membaca doa akhir tahun sebanyak tiga kali sebelum Maghrib pada Kamis Wage, 26 Juni 2025 (30 Dzulhijjah 1446 H). Amalan ini sebagai bentuk syukur karena masih diberi umur hingga penghujung tahun.
Setelah Maghrib, umat Islam dianjurkan melanjutkan dengan doa awal tahun sebanyak tiga kali. Harapannya, doa ini menjadi wasilah untuk memperoleh rahmat, perlindungan, kesehatan, keselamatan, kelapangan rezeki, jodoh, keberkahan usaha, wafat dalam husnul khatimah, dan berbagai kebaikan lainnya di tahun yang baru.
Momentum tahun baru Hijriah juga sebaiknya diisi dengan memperbanyak amalan seperti membaca shalawat, istighfar, Al-Qur’an, bersedekah, serta meningkatkan kualitas ibadah dan kepekaan sosial terhadap sesama.
Berikut doa akhir tahun dan awal tahun sebagaimana termaktub dalam kitab Maslakul Akhyar karya Habib Utsman bin Yahya, ulama besar sekaligus Mufti Batavia pada abad ke-19 hingga awal abad ke-20 M.
Doa Akhir Tahun
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِيْ هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِيْ عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْهَا عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّى اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْ لِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
Artinya: “Ya Allah, aku telah melakukan perbuatan yang Engkau larang di tahun ini, sementara aku belum bertaubat. Namun dengan karunia-Mu, Engkau bersabar atas diriku padahal Engkau mampu menyiksa. Engkau memanggilku untuk bertaubat setelah aku lancang mendurhakai-Mu. Maka sungguh aku memohon ampun, maka ampunilah aku. Atas amal baik yang kulakukan dan Engkau janjikan pahala, aku memohon agar Engkau menerimanya. Jangan Engkau putus harapanku kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah.”
Doa Awal Tahun
اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالْعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالْاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Artinya: “Ya Allah, Engkaulah yang Abadi, Qadim, dan Awal. Kepada karunia-Mu yang agung dan kemurahan-Mu yang mulia aku bersandar. Kini tahun baru telah datang. Aku memohon perlindungan kepada-Mu dari godaan setan dan para pengikutnya, serta pertolongan dalam menghadapi hawa nafsu yang condong pada keburukan. Aku juga memohon agar Engkau senantiasa membimbingku untuk menyibukkan diri dengan hal-hal yang mendekatkan diriku kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Agung dan Mulia.”
KH Sholeh Darat dalam kitab Lathaifut Thaharah wa Asrarus Shalah menegaskan bahwa bulan Muharram adalah tahun barunya umat Islam. Sementara itu, tanggal 10 Muharram merupakan “hari raya” yang dimaknai dengan bersedekah dan berbagi kebahagiaan.
Hari raya ini bukan dengan shalat seperti Idul Fitri atau Idul Adha, melainkan dengan memakai pakaian yang rapi, menyantuni fakir miskin, anak yatim, dan berbagi makanan sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat Allah SWT.
Semoga tahun baru ini membawa keberkahan dan semakin menguatkan semangat kita dalam beribadah dan berkhidmat kepada sesama.
