Dalam kalender Hijriyah, Bulan Dzulhijjah merupakan salah satu bulan istimewa dalam Islam terutama 10 hari pertama, karena dalam bulan ini terdapat peristiwa penting bagi umat Islam.
Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Quran surat Al-Fajr ayat 1-6, sebagai berikut:
وَالْفَجْرِۙ وَلَيَالٍ عَشْرٍۙ وَّالشَّفْعِ وَالْوَتْرِۙ وَالَّيْلِ اِذَا يَسْرِۚ هَلْ فِيْ ذٰلِكَ قَسَمٌ لِّذِيْ حِجْرٍۗ اَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِعَادٍۖ
Artinya : “Demi fajar, dan malam yang sepuluh, demi yang genap dan yang ganjil dan malam bila berlalu. Pada yang demikian itu terdapat sumpah bagi orang yang berakal. Apakah kamu tidak memperhatikan, bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad. (QS. Al Fajr:1-6).
Malam yang sepuluh itu ditafsirkan sebagai malam pertama di bulan dzulhijjah dan fajar di sini ditafsirkan dengan fajar hari Arafah atau hari Nahr di bulan Dzulhijjah.
Sebagaimana yang ditulis oleh Utsman bin Hasan Al-Khubawiyyi dalam kitab Durrat Al-Nasihin fi Al-Wa’zhi wa Al-Irsyad atau akrab dengan sebutan kitab Durrotun Nasyihiin pada tahun 592 Masehi atau tahun ke 13 Hijriyah dijelaskan keutamaan bulan Dzulhijjah terutama 10 hari pertama.
Hari pertama merupakan hari dimana Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah yang kemudian diwahyukan oleh-NYA yakni
“Hai Musa, apabila telah tiba hari-hari yang sepuluh pada bulan Dzulhijjah, maka ucapkanlah : laa ilaaha illallah, niscaya akan Aku perkenankan doamu.”
Kalimat tauhid yang kemudian dikumandangkan ini memiliki keistimeaan yang barang siapa mengucapkan “laa ilaaha illailaah” lebih mulia dari 7 langit dan bumi yang jika ditimbang dalam timbangan amal masih lebih lebih berat dan lebih berbobot kalimat tauhid.
Dan Ibnu Abbas juga meriwayatkan sabda Nabi SAW bahwa berdabda: “Hari ketika Allah Taala mengampuni Nabi Adam as. ialah hari pertama pada bulan Dzulhijjah dan Barangsiapa berpuasa pada hari itu, maka Allah akan mengampuni segala dosanya.
Hari kedua dalam yang sama, Allah memperkenankan doa Nabi Yunus as. Dia telah mengeluarkan Beliau dari perut ikan dan barangsiapa berpuasa pada hari kedua ini, maka seperti orang yang beribadat kepada Allah Taala selama satu tahun yang dalam ibadatnya tidak pernah bermaksiat sedikitpun.
Hari ketiga, ialah hari yang di dalamnya Allah telah memperkenankan doa Nabi Zakaria as. atas keturunan yakni Nabi Yahya as. dan barangsiapa berpuasa pada han tersebut, maka Allah akan memperkenankan doanya.
Hari keempat, ialah hari lahirnya Nabi Isa As dari seorang wanita suci Mayram, pada 4 Dzulhijjah disebuah kota ang berjarak 9 Kilo Meter dari Kota tua Yerusalem dan barangsiapa berpuasa pada hari itu, maka Allah akan menghilangkan kesusahan dan kefakuran darinya.
Hari kelima, ialah hari kelahiran Nabi Musa as. kelahiran Nabi Musa tepat pada masa kepemimpinan Raja Firaun di Mesir tepatnya pada 5 Dzulhijjah yang kemudian berhasil eruntuhkan kerajaan Firaun dan barangsiapa berpuasa pada hari itu, ia akan selamat dari kemunafikan dan azab kubur.
Hari keenam, ialah hari dibukakannya kebaikan oleh Allah Taala untuk Nabi-Nya, dalam ebuah kisah di hari ke enam bulan Dzulhijjan merupakan hari dimana Allah mengampuni kesalahan Nabi Adam yang memakan Buah Quldi saat di surga dan barangsiapa berpuasa pada hari itu maka Allah akan memandangnya dengan pandangan rahmat, sehingga setelah itu, dia tidak akan disiksa lagi selama-lamanya.
Hari ketujuh, hari ditutupnya pintu-pintu neraka Jahannam dan tidak dibuka sampai lewat sepuluh hari tersebut. Barangsiapa berpuasa pada hari tersebut, Allah akan menutup terhadapnya tiga puluh pintu kesusahan dan membukakan untuknya tiga puluh pintu kemudahan.
Hari kedelapan, ialah hari yang dinamakan hari Tarwiyah. Hari ini merupakan hari istimewa karena mengisahkan mimpi Nabi Ibrahim yang diperintahkan untuk menyembelih anaknya (Nabi Ismail as).
Tepat pada hari ke delapan Dzulhijjah, Allah SWT membenarkan mimpi Ibrahim yang kemudian disampaikan kepada sang anak (Ismail). Bahkan, dialog dua Nabi ini kemudian diabadikan alam Al-Qur’an, tepatnya apda surat As-Saffat ayat 104-108 sebagai berikut.
dari kisah itulah, kemudian berkurban menjadi salah satu ibadah sunnah muakad aau sunnah yang dianjurkan sebagai bentuk ketaatan pada Allah SWT dan barangsiapa berpuasa pada hari tersebut dia akan diberi pahala yang tidak diketahul banyaknya kecuali oleh Allah Taala.
Hari kesembilan dikenal dengan Arafah yang berarti berdiam di padang Arafah. Dalam ibadah Haji, wukuf di padang arahan menjadi rukun wajib yang harus dilakukan leh Jemaah haji untuk mengagungkan Allah SWT dan memohon ampun atas segala dosa dan salah dan barangsiapa berpuasa pada hari itu, maka puasanya itu menjadi penebus (kifarat) dosanya selama satu tahun yang telah lewat dan satu tahun yang akan datang. Dan pada hari itu pula diturunkannya firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 3 yang artinya : “Pada hari ini telah Aku sempumakan untukmu agamamu”.
Hari kesepuluh, ialah hari Adhaa. Barangsiapa menyembelih seekor hewan kurban pada hari itu, maka dengan tetesan darah yang pertama Allah mengampuni dosa-dosanya dan dosa-dosa keluarganya: dan barangsiapa memberi makan pada hari itu kepada seorang mukmin atau bersedekah di waktu itu dengan satu sedekah, maka Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat dalam keadaan aman, sedang timbangannya akan menjadi lebih berat daripada Gunung Uhud.