Salah satu senjata setan untuk membinasakan manusia adalah marah, dengan cara ini setan akan mudah mengendalikan manusia. Karena marah orang bisa dengan mudah mencaci maki, mengucapkan kalimat buruk, bercerai, bahkan saling membunuh.
Marah adalah luapan emosi yang sangat dibenci Allah dan Rasul-Nya. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW) memberi perhatian besar terhadap masalah ini, Rasulullah SAW bersabda:
لاَ تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ
Artinya: “Jangan kamu marah, maka bagimu Surga (akan masuk Surga).” (HR Ath-Thabrani)
Marah adalah hal yang manusiawi, setiap sensasi marah akan menimbulkan perubahan hormonal di dalam tubuh seseorang. Hormon kortisol ini ibisa dibilang hormon “antagonis” bagi tubuh karena fungsinya yang cenderung melemahkan.
Metabolisme gula dan lemak akan terganggu sehingga tubuh akan kekurangan energi, fungsi otak juga bisa terkena imbasnya, akibatnya bisa muncul penyakit neurodegenerative dini seperti mudah lupa dan menimbulkan depresi.
Cara yang paling tepat meredam kemarahan sesuai dengan resep dari al-Imam al-Ghazali di dalam kitab Ihya’ ‘Ulûmiddîn adalah dengan menghentikan dan membuang jauh-jauh sifat-sifat yang menjadi penyebab munculnya sifat marah seperti sombong, merasa mulia (‘ujub), bermain-main, bercanda, saling mencela, berdebat, berlebihan mencintai harta, dan berlebihan mencintai pangkat.
Sedangkan cara membuangnya adalah dengan menarik dan memiliki sifat- sifat kebalikannya seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
Tawaduk
Tawaduk adalah satu-satunya sifat yang dapat mengusir jauh-jauh sifat sombong.
Rasulullah bersabda: “Tiada berkurang harta karena sedekah, dan Allah tiada menambah pada seseorang yang memaafkan melainkan kemuliaan. Dan tiada seseorang yang bertawadduk kepada Allah, melainkan dimuliakan oleh Allah.” (HR. Muslim).
Introspeksi diri
Cara terampuh untuk menghilangkan sifat ‘ujub atau merasa dirinya paling mulia adalah dengan mulai introspeksi diri dan menyadari asal-usul keberadaannya di dunia ini, misalkan dengan menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari jenis masyarakat yang tercipta dari sprema.
Perbanyak Ibadah
Agar tidak selalu membuang- buang waktu hanya dengan bermain- main, maka solusinya adalah dengan menyibukkan diri dengan kegiatan- kegiatan keagamaan sampai pada akhirnya ia merasa rugi untuk membuang waktunya sia-sia.
Serius
Dalam sebuah peribahasa Arab disebutkan bahwa bercanda itu sarana pembawa kejelekan. Oleh karena itu, sebaiknya kita berusaha serius dalam berakhlak yang mulia dan membiasakan diri dengan adab-adab sehari-hari sehingga pada akhirnya merasa tidak pantas dan malu untuk bercanda lagi.
Hormati yang Lain
Untuk menghindari kebiasaan menghina orang lain adalah dengan tidak memulai menghina orang lain. Dengan kata lain, kita harus menghormati orang lain dan menjaga nama baiknya di hadapan orang-orang sehingga tidak ada kebiasaan saling menghina satu sama lain.
Baik dalam Bertutur Kata
Sebaiknya kita harus memperhatikan dalam bertutur kata, jauhi perkataan yang tidak baik, kasar, dan kotor. Sebab, hal itu dapat menyinggung perasaan orang lain kemudian mencela kita dan kita pun turut mencetanya.
Sifat Menerima
Sifat menerima ini dapat meredam sifat marah yang mucul akibat berlebihan mencinta harta dan pangkat. Tentu saja, karena jika dia sudah merasa cukup dengan sisa harta yang ia miliki dan dengan pangkat yang ia terima, maka tidak akan merasa gagal dan marah karena tidak mendapatkan lebih dari itu.
Sedangkan untuk mendapatkan tujuh sifat di atas memerlukan adanya rutinitas dan beban psikis yang sangat berat. Tapi, masih ada cara lebih mudah yang diajarkan oleh Rasulullah dalam mengontrol emosi. berikut caranya:
Membaca Ta’awwudz
Ada kalimat yang jika diucapkan akan dapat menghilangkan kemarahan, yaitu:
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.” (HR. Bukhari Muslim).
Ubah Posisi
“Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka tiduranlah.” (HR. Abu Dawud).
Sebab, jika Anda marah sambil berdiri bisa jadi akan membuat Anda mengambil tindakan fisik, maka dari itu diperintah untuk duduk.
Berwudhu
“Kemarahan itu dari syaitan, sedangkan syaitan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudhulah.” (HR. Abu Dawud).
Diam
“Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau marah maka diamlah.” (HR. Ahmad).
Shalat Sunah
“Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barang siapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya ke tanah (sujud).” (HR. Tirmidzi)
Sekian tips yang bisa kita bagikan. Semoga bermanfaat dan selamat mencoba!