LKKNU Lumajang Lakukan Pendampingan Psikis Korban Longsor dan Banjir Semeru

oleh -dibaca 587 orang
LKKNU Lalukan Pendampingan Psikis Korban Longsor dan Banjir Semeru
(sumber foto: LKKNU Lumajang for nu-lumajang.or.id) LKKNU saat melakukan psikososial kepada warga penyitas lahar dingin Semeru

NU-LUMAJANG.OR.ID, Pasirian. Lembaga Kemaslahatan Keluarga (LKK) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang mengadakan kegiatan psikososial korban longsor dan banjir lahar dingin Semeru yang mengungsi di Balai Desa Nguter Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, Sabtu (15/07/2023).

Kegiatan ini dianggap penting dilakukan, Guna memulihkan luka psikis atau kejiwaan para korban melihat sampai saat ini warga penyitas masih banyak yang tinggal di pengungsian seminggu lebih semenjak longsor dan banjir lahar dingin semeru melanda wilayah Lumajang bagian barat pada Jum’at (07/07/2023).

Ketua LKK PCNU Lumajang Khasanah Ilmi menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk memberikan rasa aman dan nyaman pada penyintas, mengurangi reaksi stress, mengembangkan kemampuan adaptasi, mengatasi situasi, dan membuat penyintas kembali berdaya.

BACA JUGA:   Warga Jambekumbu Pasrujambe Serbu Layanan Sejuta Umat LKKNU

“Selain itu supaya korban bisa menjalin koneksi dengan sumber bantuan dari para donatur dan relawan,” ungkapnya.

Lanjut Ilmi, selain bantuan psikososial, LKK PCNU Lumajang juga menyalurkan bantuan berupa peralatan sekolah untuk anak-anak untuk mendukung pendidikan warga penyintas dan beberapa paket pangan untuk para korban.

“Disertai juga pembagian peralatan sekolah berupa ATK, Iqra’ dan Juz Amma kepada anak-anak yang membutuhkan. Juga bantuan pangan dan baju layak pakai,” paparnya.

Pihaknya juga berkomitmen akan terus memantau kondisi psikis para korban, bahkan bila memang perlu adanya pendampingan lanjutan maka nanti akan diagendakan.

“Kita melihat beberapa bulan kedepan bagaimana kondisi korban, jika diperlukan pendampingan berkelanjutan maka kita lakukan pendampingan trauma healing yang melibatkan psikolog.” ujar Ilmi.

BACA JUGA:   Kapan Usia Ideal Paling Tepat untuk Menikah? Begini Kata Nyai Qurroti A'yun

Dalam kegiatan ini, Ilmi menyampaikan tiga pendekatan untuk menghilangkan rasa takut dan trauma bagi para korban, yakni melihat(look), mendengar (listen), dan menghubungankan (link).

“Yaitu mengamati keamanan lingkungan sekitar penyintas, melakukan kontak mata, dan memperhatikan saat pertama bertemu. Kemudian mendengarkan, dalam arti mendekati orang yang mungkin membutuhkan pertolongan, tanyakan apa kekhawatiran mereka dan dengarkanlah ceritanya. Terakhir hubungkan penyintas dengan kerabat, keluarga, professional, sumber informasi atau sumber bantuan yang tersedia,” jelasnya.

Terakhir, ia berharap kegiatan ini bisa memberikan rasa aman, nyaman, serta mengurangi reaksi stress korban.

“Melihat respon dan antusias yang sangat bagus dari korban, semoga kegiatan ini berjalan sesuai dengan haparan,” pungkasnya

BACA JUGA:   Apa Perbedaan Shalih dengan Muslih? Begini Kata Ning Ilmi

LKKNU merupakan salah satu lembaga PCNU Lumajang yang mempunyai tugas menciptakan keluarga maslahah ditopang dengan ketahanan keluarga.