NU-LUMAJANG.OR.ID, Candipuro. Pahlawan tanpa tanda jasa, barangkali tagline itu tepat disematkan kepada Muhammad (38) dan Sony (36) warga Dusun Wonoagung, Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro Lumajang.
Pasangan suami istri ini kompak menjadi guru ngaji bagi belasan anak-anak yang tinggal di kawasan permukiman di bawah kaki Gunung Semeru.
Tak tanggung-tanggung, kedua buruh tani hutan itu telah mengajarkan dasar-dasar ilmu agama Islam sejak 10 tahun lalu, baik tentang tata cara sholat, bacaan dalam sholat, hingga do’a dan sholawat atas Rasulullah Muhammad SAW.
Saat ditemui nu-lumajang.or.id, dikediamannya pada Rabu (02/08/2023), Muhammad menceritakan motivasinya terdorong mengajarkan ilmu agama yang ia miliki kepada anak-anak di lingkungan tempatnya tinggal.
“Biar anak-anak ini tidak jauh dari agama, kalau tidak ada yang ngajari ilmu agama bagaimana nasibnya nanti, apalagi sekolah di kawasan ini tidak ada mas, yang ada hanya musholla itu pun jaraknya jauh dan harus melewati jalan terjal dan di sampingnya sudah hutan,” ungkapnya.
Pria yang berakidah Ahlussunnah Wal Jamaah itu menambahkan, selama 10 tahun menggunakan salah satu ruang musholla di rumahnya sebagai tempat belajar, meski kondisinya tak sebagus tempat belajar dikawasan permukiman padat penduduk.
“Sudah lebih 10 tahun kita mengajarnya di dalam kamar itu,” tambah pria yang sembari menunjukkan tempat ngaji santri-santrinya.
Sedikitnya, lebih dari 15 anak yang kini tengah belajar pada pasangan suami istri ini, baik yang masih berusia lima hingga belasan tahun.
Melihat perjuangan pasangan suami istri ini, membuat lembaga filantropi besutan loyalis Presiden Ke-4 Indonesia, yakni Gusdurian Peduli berencana akan membangun Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) berupa mushollah di sebelah rumah Muhammad dan Sony.
“Pendidikan agama penting untuk membangun karakter dan budi pekerti anak, maka Gusdurian Peduli merasa penting untuk membantu hal ini,” ungkap Ketua Umum Gusdurian Peduli, A’ak Abdullah Al-Kudus.
Senada dengan Gusdurian, Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Candipuro, Ibnu Shodiq menjelaskan, tidak hanya mushollah, sejumlah sarana dan prasarana termasuk bahan ajar, kitab suci Al-Qur’an dan pendampingan juga diberikan.
“Perjuangan yang dilakukan beliau berdua, tentu akan kami dukung, dan segera kami tindaklanjuti soal kebutuhan sarana pendukung maupun pendampingan,” pungkasnya.