Utang sering kali menjadi beban berat dalam kehidupan. Namun, Islam selalu memberikan solusi, baik secara lahiriah maupun spiritual. Dalam Tafsir Al-Isra ayat 111, Abu Abdullah al-Qurtuby menyebutkan sebuah kisah menarik terkait utang yang dapat menjadi inspirasi.
Seorang sahabat pernah datang kepada Rasulullah SAW, mengeluhkan beban utangnya yang sangat berat. Ia memohon kepada Nabi agar diberi solusi untuk melunasi utang tersebut. Rasulullah SAW kemudian memberikan nasihat yang mencakup usaha lahiriah serta amalan spiritual yang sangat bermanfaat.
Amalan Membaca Akhir Surah Al-Isra
Rasulullah SAW menyarankan sahabat tersebut untuk membaca dua ayat terakhir dari Surah Al-Isra, yaitu ayat 110-111. Berikut ayat dan terjemahannya:
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنُ أَيَّا مَّا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا (110) وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذُ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُ شَرِيك فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُن لَّهُ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا (111)
Katakanlah (Muhammad), “Serulah Allah atau serulah Ar-Raḥmān. Dengan nama yang mana saja kamu dapat menyeru, karena Dia mempunyai nama-nama yang terbaik (Asmāul Ḥusnā) dan janganlah engkau mengeraskan posuaramu dalam salat dan janganlah (pula) merendahkannya dan usahakan jalan tengah antara kedua itu (110) Dan katakanlah, “Segala-galanya puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya (111) .
Keterangan mengenai keutamaan ayat ini dijelaskan oleh Abu Abdullah al-Qurtuby dalam tafsirnya, Al-Jami’ li Ahkam al-Qur’an. Di bagian akhir tafsir Surah Al-Isra, ia menukil riwayat yang menyebutkan kisah sahabat tersebut. Hadis ini juga diriwayatkan oleh beberapa ulama tafsir lainnya sebagai panduan spiritual dalam menghadapi utang.
Setelah membaca ayat-ayat tersebut, Rasulullah SAW mengajarkan untuk menutupnya dengan membaca kalimat:
تَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ
Kalimat ini dibaca tiga kali, sebagai ungkapan tawakal kepada Allah yang Maha Hidup dan tidak pernah mati.
Selain amalan spiritual ini, Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya usaha lahiriah. Dalam Islam, berikhtiar dan bertawakal harus berjalan beriringan. Dengan melibatkan Allah dalam setiap langkah kita, termasuk dalam melunasi utang, maka jalan keluar akan terasa lebih ringan dan penuh berkah.
Riwayat yang menyebutkan amalan ini bersumber dari tafsir Al-Qurtuby dan hadis-hadis yang diriwayatkan melalui jalur sahabat. Tafsir Al-Qurtuby menegaskan pentingnya kedua ayat ini sebagai doa dalam kondisi sulit. Meskipun tidak disebutkan sanad secara langsung di teks populer, hal ini menjadi rujukan utama dalam kitab tafsir klasik.
Amalan ini tidak hanya menjadi solusi dalam menyelesaikan masalah utang, tetapi juga dapat mempererat hubungan spiritual kita dengan Allah.
Semoga kita semua diberi kemudahan dalam menyelesaikan setiap urusan duniawi, termasuk utang, dengan jalan yang diridai oleh-Nya.