NU-LUMAJANG.OR.ID, Lumajang. Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lumajang, H. Zainul Musthofa, M.Pd.I. mengatakan bahwa ada beberapa output (hasil dari suatu proses) dalam melaksanakan puasa Ramadhan yang bisa diketahui dengan introspeksi diri.
Hal itu ia jelaskan saat mengisi ‘KURMA (Kajian Keutamaan Ramadhan)’ di Studio Media Center an-Nahdlah (MCN) Gedung PCNU Jalan Alun-alun Timur 03 Lumajang, Sabtu (06/04/2024).
“Misal berumur 40 tahun, kalau kita berpuasa sejak umur 15 tahun berarti selama ini kita sudah berpuasa 25 tahun. Lalu evaluasi diri, sejauh mana hasil dari madrasah Ramadhan selama itu,” katanya.
Menurutnya, apabila selama 25 tahun berpuasa di bulan Ramadhan tidak ada perubahan sama sekali, maka kemungkinan puasanya tidak naik ketingkat berikutnya.
“Selain itu, ending (kesimpulan) dari puasa Ramadhan ini sekiranya melahirkan (membuat) orang-orang yang berpuasa itu bertakwa kepada Allah SWT, sehingga 11 bulan setelahnya ia betul-betul bertakwa,” imbuhnya.
Ia menuturkan, kurikulum Ramadhan yang telah disabdakan dan dipraktekkan Rasulullah SAW mempunyai output yang jelas, yaitu menjadikan orang-orang yang bertakwa.
“Orang yang bertakwa itu salah satunya mempunyai junnah (perisai). Perisai yang paling penting itu adalah bisa terhindar dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT,” tuturnya.
Terakhir ia mengatakan, ketika berpuasa umat Muslim harus menghindari sesuatu yang sebelumnya diperbolehkan (mubah), seperti makan dan minum. Kemudian, ketika ia harus menghindari hal-hal yang diharamkan maka ia pun mudah melakukannya.
“Jadi, output dari puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan yaitu menjadi insan yang bertakwa kepada Allah SWT sebagaimana yang telah ditegaskan dalam firman-Nya,” pungkasnya.
