Inilah Dalil dan Bacaan Qunut Witir Separuh Terakhir Ramadhan

oleh -dibaca 2817 orang

Pada separuh akhir bulan Ramadhan tepatnya tanggal 15 Ramadhan hingga selesai biasanya umat Muslim terutama warga Nahdliyin membaca Doa Qunut di rakaat terakhir shalat Witir.

Adapun dalil yang bisa dijadikan sebagai dasar pembacaan Doa Qunut ini adalah atsar (perkataan sahabat Nabi) berikut:

أن عمر بن الخطاب جمع الناس على أبي بن كعب فكان يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت الا في النصف الباقى من رمضان. (رواه أبو داود)

Artinya: “Sesungguhnya Umar bin Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar shalat tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka’b, maka beliau shalat Tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa Qunut kecuali dalam separuh yang kedua di bulan Ramadhan.” (HR Abu Dawud).

Imam al-Baihaqi dalam kitab Ma’rifatus Sunan wal Atsar (4/44) mengutip pendapat Imam asy-Syafi’i:

BACA JUGA:   Berdandan Saat Ngabuburit, Bagaimana Hukumnya?

قال الشافعي: ويقنتون في الوتر في النصف الآخر من رمضان، وكذلك كان يفعل ابن عمر ومعاذ القاري.

Artinya: “Imam asy-Syafi’i berkata: Mereka berqunut di dalam shalat Witir pada pertengahan akhir bulan Ramadhan, seperti itulah yang dilakukan oleh Ibnu Umar dan Mu’adz al-Qari.”

Selain itu, Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar halaman 67 juga menjelaskan:

ويستحب القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه: أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث: في جميع السنة، وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل.

Artinya: “Menurut kami, disunnahkan Qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga dari kalangan kami (Syafi’iyah) yang berpendapat, disunnahkan Qunut disepanjang Ramadhan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan Qunut di seluruh shalat sunnah, ini menurut madzhab Abu Hanifah. Namun, yang baik menurut madzhab kami adalah model yang pertama, yaitu Qunut pada separuh akhir Ramadhan.”

BACA JUGA:   Kirim PAP ke Pacar, Bagaimana Hukumnya?

Adapun Doa Qunutnya sama seperti Qunut pada umumnya:

اَللّٰهُمَّ اهْدِنَا فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنَا فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنَا فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لَنَا فِيْمَا أَعْطَيْتَ، وَقِنَا شَرَّ مَا قَضَيْتَ، فَإِنَّكَ تَقْضِيْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ، وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ، وَصَلَّى اللّٰهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْاُمِّيِّ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

Artinya: “Ya Allah, tunjukkanlah kami sebagaimana mereka yang telah Engkau beri petunjuk. Dan berilah kesehatan kepada kami sebagaimana mereka yang telah Engkau beri kesehatan. Dan peliharalah kami sebagaimana orang-orang yang telah Engkau lindungi. Dan berilah keberkahan kepada kami pada apa yang telah Engkau karuniakan. Dan selamatkanlah kami dari bahaya kejahatan yang telah Engkau tentukan. Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan dihukum. Dan sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau jadikan pemimpin. Dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi. Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau. Bagi-Mu segala pujian di atas yang Engkau tentukan. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu. Dan semoga Allah mencurahkan rahmat dan karunia untuk junjungan kami Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya.” Wallâhu a’lam bisshawab

 

BACA JUGA:   Meninggal Karena Kecelakaan Dihukumi Syahid? Begini Penjelasannya

 

Selamet Angguniawan

No More Posts Available.

No more pages to load.