NU-LUMAJANG.OR.ID, Lumajang. Dalam rangka meramaikan momen Hari Santri Nasional (HSN) 2023, Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang menggelar Musabaqah Qiratil Kutub (MQK), Sabtu (21/10/2023).
Musabaqah yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas baca kitab para santri di Lumajang ini diikuti kurang lebih 400 santri dari berbagai Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah se-Kabupaten Lumajang.
Pelaksanaan lomba ini ada di beberapa titik, seperti Masjid Agung KH Anas Mahfudz, Polres Lumajang, Gedung PKK, dan beberapa titik lainnya. Sedangkan titik pusatnya berapa di Pendopo Kabupaten Lumajang.
Hasan Huda, Sekretaris panitia MQK menyatakan, alasan diadakan lomba ini guna meningkatkan kualitas baca kitab para santri di kabupaten Lumajang.
“ini adalah momen yang pas, karena santri itu identik dengan pesantren, sedangkan pesantren identik dengan baca kitab, dengan alasan itu kami mengadakan lomba ini sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan gairah baca kitab para santri di Lumajang,” ucapnya.
Diantara beberapa kitab yang dilombakan, yaitu Aqidatul Awam, Khulasoh Nurul Yaqin, Washoya Aba’ lil Abna’, Safinatun Najah, Fathul Qorib, Imrithi, Ta’limul Muta’allim, Tafsir Jalalain, Fathul Mu’in, Alfiyah Ibnu MaLik, Juuharul Maknun, dan Lubbu Wushul.
“Dalam lomba ini, kami selaku panitia memang memilih kitab-kitab klasik yang banyak diajarkan di Pondok Pesantren,” tutur hasan.
Ia juga menyampaikan, lomba ini tidak hanya dicukupkan di tingkat kabupaten saja, akan tetapi nanti akan berlanjut ke jenjang tingkat provinsi ketika ada momen MQK tingkat provinsi atau Nasional.
“Para juarawan dari lomba ini, akan didelegasikan mewakili Kabupaten Lumajang untuk mengikuti lomba tingkat provinsi dan nasional, ketika ada memen MQK tingat provinsi atau nasional kedepannya,” jelasnya.
Hasan mengamati, tingkat kemapuan bisa membaca kitab para santri di Kabupaten Lumajang sekitar 50% kebawah.
maka dari itu, di momen HSN 2023 ini adanya MQK bisa memacu para santri khususnya yang ada di Lumajang untuk lebih giat lagi dalam membaca dan mendalami kitab-kitab kalsik.
“Karena bisa membaca kitab merupakan ciri khas para santri,” pungkasnya saat diwawancarai nu.lumajang.or.id, Sabtu (21/10/2023).