NU-LUMAJANG.OR.ID, Tempeh. Rais Majelis Ilmu Pimpinan Cabang (PC) Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffadz Nahdlatul Ulama (JQHNU) Kabupaten Lumajang, KH Sobar Iman Lutfi menjelaskan bahwa Allah akan menjamin rezeki orang-orang yang siap berkhidmah kepada Al-Qur’an.
Penjelasan itu disampaikannya dalam penutupan pembinaaan dan pelatihan cara Baca dan Tulis Al-Qur’an Metode Tartila bi Qolam yang digelar oleh Lembaga Pengembangan Pembinaan Pendidikan dan Pembelajaran Al Quran (LP4Q) PC JQHNU Lumajang di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 01 Tempeh Kabupaten Lumajang, Kamis (06/07/2023).
Mengutip Al Qur’an Surat Al Hijr ayat 9, Kiai Sobar menjelasakan, orang yang berkhidmah kepada Al Qur’an harus yakin jika Allah akan senantiasa menjamin rizkinya, karena melalui merekalah Allah menjaga kelestarian Al Qur’an.
“Orang-orang yang berkhidmah dan mewaqafkan hatinya untuk Al-Qur’an, maka Allah yang akan menjaganya baik keluarganya, keturunannya, hartanya, dan lain sebagainya akan dipermudah oleh Allah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kiai Sobar menuturkan, aktivitas sehari-hari yang terbaik adalah belajar dan mengajarkan Al-Qur’an, sebagaimana yang tertera di Hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan Imam At-Tirmidzi yang menjelaskan hal itu.
“Sudah jelas, tidak ada yang lebih mulia selain mereka yang mengajarkan Al-Qur’an ataupun belajar untuk dirinya sendiri sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi,” katanya.
Ia menceritakan, sejarah singkat tentang berdirinya JQHNU salah satunya digagas KH Bashori Alwi dari Malang Jawa Timur, dan metode Tartila bil Qolam ini merupakan metode yang sudah diresmikan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pimpinan Pusat (PP) JQHNU.
“Pembentukan JQHNU ini diawali dengan kemunculan organisasi para ahli dan penghafal Qur’an di berbagai daerah di Jawa Timur digagas KH Bashori Alwi. Melihat potensi besar dari para penghafal Al-Qur’an itu, akhirnya KH Abdul Wahid Hasyim yang saat itu menjadi menteri agama mengumpulkan mereka pada Nuzulul Qur’an, tanggal 17 Ramadhan 1370 H atau bertepatan dengan 22 Juni 1950 M dan diresmikan pada tanggal 15 Januari 1951 H, tepat paada malam Maulid Nabi Muhammad saw, 12 Rabiul Awal 1371 H di Sawah Besar, Jakarta, tepatnya di kediaman H Asmuni,” jelasnya.
”Sebelum diresmikan oleh PBNU dan PP JQHNU, banyak metode Al Qur’an yang ingin masuk ke JQHNU, kurang lebih ada 13 metode saat itu yang ingin masuk ke JQHNU, dengan seizin Allah Alhamdulillah yang diterima adalah Metode Tartila,” tuturnya bersyukur.
Terakhir, ia menekankan bagi para Ahlul Quran diharapkan untuk selalu berkahlaqul karimah, sehingga bisa menjadi suri tauladan yang baik.
“Bagi para Ahlul Quran jaga ahlaqul karimahnya, jangan sampai kalian semua lepas dari hal itu. Jadilah cerminan dari Al-Qur’an sehingga orang-orang memandang indah kepada Al-Qur’an,” pungkasnya.