Lesbumi NU Lumajang: Seni Diperlukan untuk Bangkitkan Semangat Beragama

oleh -dibaca 677 orang

NU-LUMAJANG.OR.ID, Lumajang. Wakil Ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (Lesbumi) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang, Joni, menyebutkan bahwa di dalam Islam seni diperlukan dalam rangka menarik umat supaya tetap bersemangat dan berkeyakinan untuk mempertahankan sekaligus menjalankan ajaran-ajaran Agama Islam.

Hal itu diungkapkan Joni saat Dialog Seni dan Kebudayaan dengan tema “Lesbumi dan Seni Islami” di Studio Media Center an-Nahdlah (MCN) Gedung PCNU Jalan Alun-alun Timur 03 Lumajang, Rabu (1/11/2023).

“Satu contoh pada zaman dahulu, waktu Kesultanan Yogyakarta, umat muslim dipersatukan dan dikumpulkan dengan cara menampilkan musik Grebeg Maulid, di situ ada shalawatan dan diisi pengajian,” ungkap pria yang juga aktif mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 03 Lumajang itu.

BACA JUGA:   Seni Al-Jiduri Kolosal Semarakkan Acara Pelantikan PCNU Lumajang

Dengan demikian, kata Joni, fungsi seni adalah sebagai dakwah dan pengikat agar umat muslim tetap bersemangat.

“Lesbumi ini tidak hanya terbatas pada identifikasi saja, tetapi sudah melangkah ke bidang literasi. Menerbitkan buku-buku seni budaya islami, agar supaya masyarakat mengetahui sejarahnya,” ungkap dia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, Program Kerja (Proker) Lesbumi NU Lumajang sekarang sedang berfokus pada inventarisasi kebudayaan-kebudayaan yang ada di Lumajang, karena hal itu menurutnya bagian dari pelestarian kekayaan budaya.

“Misalkan ada budaya-budaya yang tumbuh dan berkembang di masyakarat yang tidak bertentangan dengan Islam merupakan aset bagi kita untuk dipertahankan dan dikembangkan,” jelasnya.

Ia menegaskan, peduli terhadap budaya-budaya seperti itu sangat penting, karena jika tidak ada kepedulian dan tidak mewadahinya hanya akan menjadi legenda.

BACA JUGA:   PC Lesbumi NU dan LP Ma'arif NU Gelar Lomba Bercerita Perjuangan Mu'asis NU

“Bisa jadi beberapa tahun kemudian budaya-budaya itu hilang dan hanya tinggal cerita saja tanpa adanya pertunjukan atau kegiatan yang bisa dipertontonkan,” pungkasnya.

 

Pewarta: Selamet Angguniawan

Editor: Sufyan