Kepala Kemenag Lumajang Jelaskan Keutamaan Besar Menjadi Penghafal Al-Qur’an

oleh -dibaca 1897 orang

 

NU-LUMAJANG.OR.ID, Lumajang. Memilik anak, keturunan atau murid yang hafal Al-Qur’an tentu menjadi dambaan banyak orang. Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam tentu banyak kemuliaan bagi orang-orang yang selalu berinteraksi dengannya, baik dengan membaca, mengahafal atau memahaminya.

Hal itulah yang disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Lumajang, H Muhammad Muslim saat hadir di wisuda Al Qur’an Sekolah Dasar Islam (SDI) Tompokersan yang digelar di Gedung Soedjono Lumajang, Sabtu (28/01/2023).

“Dalam hadits riwayat Imam Bukhori dari Utsman Bin Affan, disebutkan, sebaik-baiknya kalian adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya. Dihadits lain, Rasulullah bersabada, bacalah Al Qur’an, nanti akan datang dan hadir pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi sahabatnya, yaitu yang selalu membaca dan menghafalnya,” jelas pria kelahiran Sumenep Madura tersebut.

BACA JUGA:   Teladani Riyanto, GP Ansor Lumajang Nonton Bareng Film (?)

Muslim mengatakan, dalam sebuah riwayat disebutkan, tingkatan seseorang di surga ditentukan sejauh mana dia hafal Al-Qur’an, semakin banyak ayat yang dia hafal maka semakin tinggi pula derajatnya di surga.

“Dan yang luar biasa, anak yang hafal Al-Qur’an maka dia akan diberi kesempatan untuk mengajak kedua orang tuanya ke surga. tidak hanya menyelematkan dirinya sendiri, tapi juga kedua orang tua dan orang di sekelilingnya,” tegasnya.

Disebutkan, seseorang yang terus mendekat kepada Al Qur’an maka akhlaknya menjadi baik. Muslim mengisahkan, sepeninggal Nabi, ada seorang sahabat datang kepada Umar bin Khattab dan Abu Bakar menanyakan perihal bagiamana akhlak Nabi SAW.

“Umar dan Abu Bakar tidak mampu menjawab dan menangis karena ingat kemuliaan akhlak nabi. Akhirnya, dia datang kepada Sayyidah Aisyah dengan pertanyaan serupa, dan Aisyah menjawab, akhlak Rasulullah adalah Al Qur’an,” imbuhnya.

BACA JUGA:   Kiai As'adul Umam Jelaskan Anjuran Hidup Damai Penuh Cinta dan Kasih Sayang

Mengutip sebuah syi’ir berbahasa arab karya Imam Al Gulainy, Muslim menuturkan, Suatu keniscayaan bagi seorang pemuda, jika hidupnya ingin mulia setinggi langit, maka hidupnya harus dipenuhi dengan ilmu dan tata krama.

“Maka dengan dua kunci ini, kalian kelak akan menjadi orang yang mulia bagai langit dan bintang. Jadilah kalian bintang gemintang, walau kehadirannya jarang diperhitungkan orang, namun kilaunya senantiasa hiasi gelapnya malam, selamat kepada semua siswa-siswi, harus terus belajar, mengahafal dan mengahafal,” pungkasnya diiringi tepuk tangan hadirin.