Ramadhan telah membersamai kita dan pada hari ini, umat muslim memulai puasa Ramadhan 1445 Hijriah. Sebelum melaksanakan ibadah puasa, umat Islam dianjurkan untuk makan sahur terlebih dahulu demi memastikan dapat menjalankan seluruh rangkaian ibadah, termasuk kegiatan rutin dengan baik.
Sahur merupakan rahmat dan kasih sayang bagi para makhluk-Nya. Di dalam berpuasa, yang lebih hebat itu adalah orang yang makan sahur, bukan sebaliknya. Dalam hadits yang diriwayatkan Anas RA, Rasulullah SAW bersabda:
تَسَحَّرُوْا، فَإِنَّ فِى السُّحُوْرِ بَرَكَةً (متفق عليه)
Artinya: “Sahurlah kalian, karena sesungguhnya dalam sahur itu mengandung keberkahan.” (Muttafaqun alaihi)
Selain Rasulullah menganjurkan agar sahur, Rasulullah juga menganjurkan sahur di akhir waktu sebagaimana hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
بَكِّرُوْا بِالإفْطَارِ، وَأَخِّرُوْا السَّحُوْرَ
Artinya: “Segerakanlah berbuka dan akhirkanlah sahur.”
Sahur di akhir waktu ini, Rasulullah ajarkan kepada umatnya. Lalu kapan sahur di akhir waktu tersebut agar tidak sampai waktu Subuh? Zaid bin Tsabit RA mengisahkan bahwa ia pernah sahur bersama Rasulullah SAW.
عن زيد بن ثابت رضي الله عنه قال: تَسَحَّرْنَا رَسُوْلِ اللّٰهِ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثُمَّ قُمْنَا إِلَى الصَّلَاةِ، قِيْلَ: كَمْ كَانَ بَيْنَهُمَا؟ قَالَ: خَمْسُوْنَ آيَةً. (متفق عليه)
Artinya: “Dari Zaid bin Tsabit RA berkata: Kami bersahur bersama Rasulullah SAW, kemudian beliau pergi untuk shalat. Lantas saya bertanya kepada Nabi SAW, ‘Berapa lama antara adzan dan sahur? Nabi SAW mejawab: Sekitar 50 ayat.” (Muttafaqun alaihi)
Dari hadits di atas, dapat diketahui bahwa kita dianjurkan untuk sahur di waktu terakhir agar cukup kuat menahan lapar dari saat terbit fajar shadiq hingga matahari terbenam.
Sahur di akhir waktu juga dimaksudkan agar jarak antara selesainya kita makan sahur dengan saat shalat Shubuh tidak jauh. Sebab, banyak bukti orang tidur kembali setelah makan sahur, karena waktu Shubuh dirasa masih lama, sehingga menyebabkan shalat shubuhnya menjadi kesiangan.
Wallâhu a’lam bisshawab