NU-LUMAJANG.OR.ID, Sumbersuko. Konferensi Cabang (Konfercab) NU Lumajang memang telah usai, namun banyak cerita dan kesan menarik yang dirasakan. Diantaranya oleh tim Konsumsi yang hanya terdiri dari tujuh wanita dan satu laki-laki yang harus menyiapkan ketersediaan konsumsi para peserta dan panitia Konfercab yang jumlahnya mencapai 700 orang lebih.
Jumlah sedikit tak lantas membuat tim yang dikoordinir Yulia Habibah ini mengeluh. Justru hal itu membuat timnya harus bekerja extra time menyiapkan segala hal yang berhubungan dengan kebutuhan perut para peserta Konfercab, terutama kopi.
“Iya, kopi memang selalu menjadi minuman favorit para peseta Konfercab. Setiap 5 menit sekali kopi dan teh yang kami buat itu selalu habis, maka setiap habis kami buat lagi,” ujar Yulia kepada NU-LUMAJANG.OR.ID, Senin (19/12/2022).
Untuk minuman yang satu ini, ujar Yulia, memang tidak boleh lupa untuk disiapkan. Maka dirinya dan tim membuat dapur kopi sendiri, untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu kopi yang disediakan habis, peserta bisa membuat sendiri kopinya sesuai dengan selera.
“Ternyata juga masih belum memenuhi target,” lanjutnya.
Yulia mengaku, meskipun kewalahan, timnya masih bisa mengatasi itu semua demi kelancaran dan ketertiban pra peserta. Jatah makan peserta yang biasanya hanya satu kali, dalam Konfercab kali ini disediakan empat kali sehari karena peserta memang diharuskan menginap di tempat Konfercab yang digelar di Pondok Pesantren Darun Najah Desa Petahunan Sumbersuko Lumajang ini.
“Tak jarang kami berteriak untuk menertibkan peserta, bahkan juga angkat-angkat yang berat-berat. Bahkan pernah kami sampai malu, ternyata peserta yang kami tertibkan itu, disana ada juga Pak Sekda (Sekretaris Daerah). Tapi alhamdulillah ada sebagian mas-mas Banser (Barisan Ansor Serbaguna) yang siap jika kami perlukan,” jelasnya sambil tersenyum.
Kewalahan itu, lanjut Yulia, kadang juga sempat membuat kebingungan timnya. Apalagi saat pagi hari dimana kebanyakan peserta tanpa disuruh sudah mulai antri di dapur umum yang disediakan. Padahal lauk pauk belum selesai dimasak dan nasi juga masih panas mengepul karena baru matang.
“Kalau sesuai jadwal, jam makan pagi peserta itu pukul 06.00 pagi, tapi sejak pukul 05.00 itu sudah banyak yang antri. Sedangkan tim pemasak belum selesai, ya akhirnya kami siapkan dan tata seadanya sudah, wong sudah berjubel antri,” kisahnya.
Tapi dengan semangat Konfercab ini, menurut Yulia keterbatasan-keterbatasan itu tak menjadi masalah karena semua datang demi NU kedepan lebih baik. Usai menyediakan Konsumsi itupun timnya dibantu tim kebersihan dan Banser harus membersihkan peralatan makan dan sampah yang ditinggalkan peserta.
“Alhamdulillah semuanya bisa tertangani dengan baik berkat kekompakan teman-teman dan mohon maaf atas keterbatasan kami. Untuk seksi-seksi lain, mohon maaf kami tidak bisa maksimal melayani, karena fokus melayani para peserta,” tandasnya.