Adab Tak Hanya Ditanggung Anak, tapi Juga Ditanggung Orang Tua

oleh -dibaca 177 orang

Anak adalah anugerah besar yang dititipkan Allah SWT kepada orang tua. Al-Qur’an dan hadis berkali-kali menekankan pentingnya berbakti dan berakhlak mulia kepada orang tua. Namun demikian, orang tua pun memiliki kewajiban untuk memperlakukan anak-anaknya dengan adab yang baik.

Al-Qur’an menjelaskan bahwa orang tua telah berjasa sejak anak masih dalam kandungan hingga tumbuh dewasa. Namun, jasa besar itu tidak menjadikan orang tua bebas berbuat semena-mena. Ada etika dan tanggung jawab moral yang harus diemban orang tua dalam mendidik anak-anaknya.

Sikap anak terhadap orang tua sangat dipengaruhi oleh bagaimana orang tua memperlakukan mereka. Jika orang tua menebar kasih sayang dan perhatian, anak-anak pun akan tumbuh dengan karakter yang baik dan cenderung membalas kebaikan itu. Sebaliknya, perlakuan kasar dan otoriter dapat melahirkan anak yang enggan menunjukkan rasa hormat.

BACA JUGA:   Yang Terabaikan

Oleh karena itu, ketika orang tua memperlakukan anak dengan bijak dan penuh empati, mereka sejatinya sedang membentuk karakter anak menjadi pribadi yang beradab dan berakhlak mulia.

Salah satu bentuk adab yang penting bagi orang tua adalah memahami psikologi perkembangan anak. Orang tua perlu menyadari bahwa setiap fase usia anak memiliki karakteristik dan kebutuhan tersendiri. Tidak bijak, misalnya, jika anak usia Taman Kanak-Kanak dipaksa berpuasa penuh selama Ramadhan. Meski penting untuk melatih anak berpuasa, porsi latihan itu harus disesuaikan dengan kemampuan anak.

Demikian pula, tidak tepat jika orang tua memaksakan anak untuk selalu menjadi juara kelas, sementara kemampuan akademiknya belum memadai. Anak-anak pun bisa merasa kehilangan dan sedih, misalnya ketika kehilangan hewan peliharaan. Dalam situasi seperti itu, orang tua sebaiknya hadir sebagai penghibur, bukan menambah beban dengan tuntutan berlebihan.

BACA JUGA:   Money Politic Guna Perjuangkan Hak, Bolehkah?

Orang tua juga tidak sepatutnya menghalangi keinginan anak untuk melakukan ketaatan kepada Allah SWT, seperti berlatih puasa sunnah Senin-Kamis. Namun, arahan tetap diperlukan, terutama ketika kondisi fisik anak tidak memungkinkan. Pada saat itu, penting bagi orang tua menjelaskan bahwa Islam memberikan keringanan bagi orang yang sedang sakit, termasuk dalam urusan puasa.

Lebih jauh, orang tua berkewajiban membekali anak dengan ilmu dan keterampilan hidup. Jika orang tua justru memanjakan anak tanpa memberikan kecakapan dasar, anak bisa tumbuh dalam ketergantungan, sulit mandiri, dan kesulitan menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.

Imam Al-Ghazali dalam Al-Adab fid Din halaman 444 merangkum lima adab orang tua terhadap anak-anaknya:

BACA JUGA:   Membaca Realitas PCNU Lumajang Jelang Satu Abad NU

وَلا يُكَلِّفَهُم مَنِ البِرِّ فَوقَ طَاقَتِهِم، وَلا يُلِحُّ عَلَيهِم فِي وَقتِ ضَجرِهِم، وَلا يَمنَعُهُم مِن طَاعَةِ رَبِّهِم، وَلا يَمنُّ عَلَيهِم بِتَربِيَتِهِم

Artinya: “Adab orang tua terhadap anak, yaitu: membantu anak agar bisa berbakti kepada orang tua; tidak membebani mereka di luar kemampuan; tidak memaksa saat anak sedang dalam kondisi susah; tidak menghalangi mereka dalam menaati Allah SWT; serta tidak menyusahkan mereka akibat pola pendidikan yang keliru.”

Demikianlah nasihat Imam Al-Ghazali agar kita menjadi orang tua yang mendidik dengan adab, cinta, dan pemahaman. Semoga kita mampu mengamalkannya dalam mendidik generasi penerus yang berakhlak mulia.