Ansor Pasrujambe Gelar Ritual Malam 17 Suro di Makam Eyang Joyo Dipo

oleh -dibaca 3947 orang
Ansor Pasrujambe Gelar Ritual Malam 17 Suro di Makam Eyang Joyo Dipo
Ansor Pasrujambe Gelar Ritual Malam 17 Suro di Makam Eyang Joyo Dipo

Pasrujambe – Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Pasrujambe menggelar ritual rutin tahunan Malam 17 Suro di Makam Eyang Joyo Dipo, desa Kertosari Kecamatan Pasrujambe, Rabu (25/08/21).

Kegiatan yang diisi dengan Doa Bersama, Istighotsah dan Pembacaan Sholawat tersebut dihadiri oleh Rais Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pasrujambe Ustad Abdullah, Kepala Desa Kertosari, Babinsa, Bhabinkamtibmas, Pengurus Ranting NU Kertosari, PAC GP Ansor Kecamatan Pasrujambe dan Pecalang.

Rais MWCNU Pasrujambe Ustad Abdullah, menyampaikan setiap makhluk hidup di dunia nantinya akan mati, perbanyak amaliyah terutama amaliyah NU (Yasin, Tahlil, Maulid dan Istighotsah).

“Dengan adanya rutinan ini semoga amaliyah NU tetap terjaga dan makam pepunden leluhur tidak disalah gunakan,” imbuhnya saat sambutan.

BACA JUGA:   Ciptakan Sejarah Baru, Ansor Sumberwirngin Bakal Bangun Tugu NU
Makam Eyang Joyo Dipo Pasrujambe Lumajang
Makam Eyang Joyo Dipo Pasrujambe Lumajang

Rudi Irawan selaku ketua panitia menyampaikan permohonan maafnya karena acara malam tujuh belas suro kali ini dilaksanakan secara sederhana dan singkat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Menurut Rudi, kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap tahun, hingga kini sudah yang keempat kali.

“Karena diawali adanya Buka Luhur dari Kasepuhan Kraton Ngayogjokarto di tahun 2017 dan dilanjutkan sampai dengan sekarang sudah tahun ke-4,” jelasnya.

“Raden Bagus Joyo Dipo merupakan seorang Ulama linuwih (mempunyai kelebihan) yang membawa pasukan kesultanan Mataram Islam ke Bumi Pasrujambe dan membuat markas di sana sekaligus yang menjadi cikal bakal desa Kertosari, Pasrujambe, Tumpeng dan Joyokarto atau sekarang lebih dikenal dengan Jokarto,” pungkasnya.

BACA JUGA:   Terpilih Jadi Ketua Ansor Klakah, Ini Visi Misi Agus Ahmadi

Kontributor: Bayu Setiawan
Editor: Qosim