Oleh: Dr. Abdul Wadud Nafis, LC , MEI
Dalam perjalanan sejarah peradaban, Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) telah menjadi pilar kokoh yang menjaga keseimbangan dunia. Lebih dari sekadar ajaran keagamaan, Aswaja adalah roh yang menuntun umat menuju harmoni, kedamaian, dan kesejahteraan. Di tengah derasnya arus radikalisme dan konflik global, Aswaja hadir bak mercusuar yang memancarkan cahaya moderasi, toleransi, dan akhlak mulia.
Di mana pun ia berakar, Aswaja membawa angin sejuk perdamaian yang menyejukkan relung bangsa-bangsa, menjadikan keragaman sebagai kekuatan, bukan ancaman. Inilah kekuatan nilai-nilai yang bukan hanya merawat kedamaian, tetapi juga menciptakan ketentraman abadi bagi bangsa dan negara.
Nilai-nilai Aswaja memiliki pengaruh signifikan terhadap kedamaian dan ketentraman bangsa dan negara, terutama dalam konteks sosial, politik, dan keagamaan. Pengaruh ini dapat dilihat melalui beberapa aspek:
1. Moderasi dan Keseimbangan
Aswaja menganut prinsip tawassuth (moderat) yang menolak ekstremisme, baik dalam beragama maupun berpolitik. Moderasi ini menciptakan suasana yang damai dan harmonis dalam kehidupan bermasyarakat, karena umat diajarkan untuk tidak berlebihan dalam menanggapi perbedaan, baik agama, budaya, maupun politik.
2. Toleransi dan Kerukunan
Aswaja menekankan sikap tasamuh (toleransi), menghormati perbedaan antar sesama manusia. Ini sangat penting dalam negara yang beragam seperti Indonesia, di mana pluralitas agama, suku, dan budaya sering kali menjadi potensi konflik. Dengan mengajarkan sikap saling menghormati, Aswaja berkontribusi dalam menciptakan kerukunan sosial.
3. Keseimbangan dalam Agama dan Negara
Nilai Aswaja mendorong keseimbangan antara agama dan kehidupan sosial politik. Prinsip ta’awun (kerjasama dalam kebaikan) memungkinkan umat Islam untuk berperan aktif dalam pembangunan bangsa tanpa harus mengorbankan nilai-nilai keagamaan. Hal ini menciptakan stabilitas politik dan harmoni antara pemerintah dan rakyat.
4. Penegakan Akhlak
Ahlussunnah wal Jamaah menekankan pentingnya akhlak al-karimah (akhlak mulia), di mana setiap individu diharapkan berperilaku baik dan bertanggung jawab dalam masyarakat. Ketika masyarakat memiliki akhlak yang baik, akan tercipta kedamaian karena nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan kebenaran menjadi panduan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Pencegahan Konflik dan Radikalisme
Dengan mengedepankan prinsip i’tidal (adil), Aswaja menolak segala bentuk radikalisme dan kekerasan. Pandangan moderat ini membantu mencegah potensi konflik yang dapat mengganggu stabilitas bangsa, serta menjaga agar masyarakat tetap hidup dalam suasana yang tenteram.
Nilai-nilai Aswaja dengan demikian menjadi fondasi kuat dalam menjaga harmoni sosial, stabilitas politik, dan perdamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya di negara dengan keberagaman seperti Indonesia.
Nilai-nilai Ahlussunnah wal Jamaah telah terbukti menjadi fondasi penting dalam menciptakan kedamaian dan ketentraman bangsa. Dengan menekankan moderasi, toleransi, dan akhlak mulia, Aswaja mampu merawat harmoni sosial dan menjaga stabilitas negara. Di tengah berbagai tantangan, nilai-nilai ini akan terus relevan sebagai solusi bagi kehidupan berbangsa yang damai dan sejahtera.