Ketua Umum PBNU Sampaikan 2 Agenda Besar yang Akan Direalisasikan dalam Kepengurusan Mendatang

oleh -dibaca 1117 orang
Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Tsaquf dalam Pelantikan Akbar PCNU Lumajang

NU-LUMAJANG.OR.ID, Lumajang. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sampaikan dua agenda besar PBNU dalam pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang di Gelora Wira Bhakti Lumajang pada Ahad malam (30/4/23).

Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Tsaquf menyampaikan, PBNU sudah menyiapkan berbagai macam desain agenda-agenda untuk dilaksanakan dan bertekad agar agenda tersebut dapat berjalan sebagai kegiatan nyata sampai ke basis warga NU.

“Mungkin ada dua yang bisa saya sebut pada kesempatan ini yaitu pertama pada bulan Mei ini, PBNU melakukan verifikasi dan validasi pengurus-pengurus MWC dan Ranting,” jelas Ketua Umum PBNU.

Hal tersebut dilakukan untuk memastikan bahwa Cabang-Cabang yang mengaku punya data MWC dan Ranting sekian ini sudah benar-benar ada MWC dan Rantingnya.

“PBNU sudah membentuk tim untuk itu, Ketuanya adalah Wakil Ketua Umum sendiri dan ini akan segera dijalankan dalam waktu dekat,” tuturnya.

BACA JUGA:   Telah diumumkan, ini Susunan PBNU Masa Khidmat 2022 -2027

Verfikasi tersebut akan dimulai khusus untuk Wilayah dan Cabang berkategori A, Ketua Umum PBNU menyebut Lumajang sudah termasuk A plus, maka Lumajang juga akan diverifikasi segera.

“Jadi tolong Pak Darwis nanti disiapkan dokumen-dokumen, disiapkan orang-orangnya, disiapkan penjelasan tentang bagaimana pembentukan MWC dan Ranting itu untuk diverifikasi oleh tim yang akan dipimpin oleh Kiai Said Amin Husni ini,” terangnya.

Agenda kedua PBNU disebut sebagai gerakan keluarga maslahat Nahdlatul Ulama, pada bulan Ramadhan PBNU sudah melantik Satgas Nasional gerakan keluarga maslahat Nahdlatul Ulama.

“Setelah Satgas Nasional dibentuk, nanti akan dilanjutkan dengan pembentukan Satgas-Satgas Provinsi, Kabupaten, Kecamatan sampai Desa yang dibentuk oleh Satgas Pusat,” ungkap Kiai Yahya.

Setelah Satgas dibentuk, Ketua Umum PBNU mengatakan akan diikuti dengan turunnya instruksi PBNU berupa perintah kerja yang terperinci langsung dari PBNU.

“Perintah kerja ini untuk PW, PC, MWC dan Ranting-Ranting NU di seluruh Indonesia lengkap dengan rincian pekerjaan dan daftar pekerjaan untuk dilakukan,” jelasnya.

BACA JUGA:   PBNU Dorong ASEAN Jadi Episentrum Perdamaian dan Toleransi Dunia

Hal ini dilakukan, karena PBNU sungguh-sungguh bertekad bahwa semua ini harus menjadi kegiatan di tingkat warga di lingkungan desa di seluruh Indonesia.

“Jadi kalau di Jawa Timur ini ada sekitar 8000 desa dan kelurahan maka di setiap desa dan kelurahan dari 8000 itu harus ada kegiatan Nahdlatul Ulama dengan bentuk-bentuk yang sudah ditentukan secara terpusat,” tandas Ketua Umum PBNU.

Ketua PBNU menuturkan, Satgas ini gunanya adalah untuk mendukung sebagai backup sekaligus supervisi kepada pengurus-pengurus NU dari PW, PC, MWC, sampai Ranting.

“Dalam pelantikan Satgas tempo hari saya sampaikan kepada mereka kalau di dalam pelaksanaan tugas-tugas dari PBNU itu ada yang harus dikejar, Satgas yang harus lari mengejarnya, kalau ada yang harus dipikul, Satgas juga harus menyediakan pundak-pundak mereka untuk memikulnya dan Satgas ini akan diisi sebagai tulang punggungnya dari unsur-unsur badan-badan otonom NU,” terangnya.

BACA JUGA:   Ketua PBNU: Terlaksananya Pemilu adalah Kemenangan Indonesia

Ketua Umum PBNU dengan tegas mengatakan tidak ada tawar-menawar dalam hal tersebut, karena ini adalah pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan oleh Pengurus Lembaga dan Banom yang telah terlantik.

“Ini hanya dua dari sekian banyak agenda, karena PBNU punya 18 lembaga yang sudah merancang agenda masing-masing dan diinstrusikan sejak awal bahwa agenda dari lembaga ini harus bisa dirasakan akarnya, dampak maslahatnya sampai ke basis keluarga tadi,” paparnya.

Kiai Yahya mengingatkan, sebagai kader-kader NU, sebagai pengurus-pengurus NU baik di lingkungan lembaga NU maupun banom-banom tidak perlu berkecil hati.

“Karena apa yang diagendakan oleh BPNU ini dengan melalui pengesahan dari forum-forum permusyawaratan, termasuk konferensi besar yang kita gelar pada bulan Mei tahun lalu ini, sebetulnya merupakan pemenuhan-pemenuhan dari wadzifah Nahdlatul Ulama,” pungkasnya.