Menakar Politik Kembar Mayang Lumajang

oleh -dibaca 1787 orang
Dr. Nur Yasin, M.H.I (Rektor STAI Bustanul Ulum Lumajang)

Yang menarik dari Lumajang itu sejarahnya. Kota ini bukanlah kota yang hampa sejarah, akan tetapi di dalamnya penuh sejarah yang tersimpan bahkan beberapa menjadi misteri.

Kota ini berusia sudah cukup tua yang menjadi milik negeri Nusantara. Tidaklah mungkin sebuah tempat yang memiliki nilai sejarah berkualitas kemudian tidak melahirkan generasi yang berkualitas, meskipun generasi itu tumbuh di wilayah lain atau ada yang kembali ke asal tempat tersebut.

Taruhlah baginda Nabi Muhammad SAW yang lahir di tempat yang penuh legenda, tetapi kemudian beliau besar di wilayah lain. Namun tempat asal Nabi tetap menjadi mercusuar dunia.

Yang perlu dilihat di Lumajang ialah potensinya. Lumajang memiliki tokoh maestro yang telah menjadikan Nusantara pernah memiliki kerajaan besar berpengaruh di dunia, Majapahit.

Tokoh maestro yang dalam sejarah dikenal dengan nama Arya Wiraraja, seorang tehnokrat ulung yang telah memberikan inspirasi besar berdirinya kerajaan besar Majapahit. Tokoh maestro yang telah melabuhkan peristirahatan terakhirnya di kota Lumajang ini. Sebuah kota yang beriklim tropis yang memiliki sumber daya alam melimpah dengan pemandangan alam yang tinggal pilih sesuai selera.

Yang perlu dikembangkan di Lumajang sebetulnya apa? Kualitas sejarahnya tidak perlu diragukan lagi. Persediaan sumber daya alamnya tidak perlu dikhawatirkan lagi. Apakah politiknya atau yang lain? Tentang politik, di masyarakat masih belum sepenuhnya menyadari arti penting politik. Politik bagi sebagian masyarakat masih berkonotasi remang-remang, sehingga politik dianggap suatu mainan hidup yang “kotor”. Akibatnya, sebagian orang yang berprasangka seperti itu tidak peduli dengan politik. Dan di satu sisi muncul sebagian orang yang terjun di politik hanya terjun begitu saja tanpa dimodali dengan pengetahuan yang cukup tentang politik.

BACA JUGA:   Money Politic Guna Perjuangkan Hak, Bolehkah?

Politik dianggap sesuatu yang sederhana (simplistik), sehingga cara berpikirnya sempit. Sudut pandangnya ciut tentang politik. Politik dianggap semacam kontrak perdagangan kepentingan sesaat. Yang beginikah namanya politik?
Yang perlu direnungkan dalam politik sebenarnya apa? Politik merupakan sebuah ilmu dalam kehidupan. Dan ilmu selalu berpihak kepada kebaikan dan perbaikan.

Dalam kehidupan, pada hakekatnya ialah pertarungan antara kebaikan versus keburukan. Dua variabel ini selalu menjadi pengendali di belakang layar akan perjalanan kehidupan manusia. Dalam ranah inilah suatu ilmu memerankan permainannya.

Politik pada dasarnya berangkat dari tindakan untuk berbuat sesuatu agar manusia secara individu dan kolektif mendapatkan kenyamanan hidup. Manusia bersiasat dan berstrategi untuk berjuang mendapatkan kenyamanan hidup. Ketika populasi manusia terus berkembang, maka kemudian tindakan bersiasat dan berstrategi tersebut menjadi sebuah aktifitas besar untuk menegakkan suatu peraturan di sebuah komunitas besar, yakni negara. Karena memang arti politik itu sendiri adalah negara, sesuai asal katanya “polis” dari bahasa Yunani. Jadi berbicara politik adalah berbicara negara. Keberadaan sebuah negara adalah penting adanya. Maka politik juga penting adanya.

BACA JUGA:   Urgensi Aswaja di Era digital 

Yang menarik untuk dibaca ialah pandangan para tokoh tentang politik. Beberapa tokoh Islam memberikan pandangannya tentang negara dan politik. Meskipun terdapat perbedaan pandangan beberapa tokoh Islam dalam sudut pandangnya tentang politik, tetapi mereka menyepakati bahwa politik itu ada sebagai ilmu.

Seperti hukum sholat lima waktu, para ulama sepakat bahwa itu fardu ‘ain, tetapi mereka berbeda pandangan dalam mekanisme yang ada dalam sholat. Sebagian ulama berpendapat bahwa politik harus sesuai persis syari’ah. Dan sebagian berpendapat bahwa politik yang penting membawa kemaslahatan. Namun dari sini ada pendapat yang cukup holistik tentang politik. Dikatakan bahwa politik ialah suatu hal yang dengannya bisa lebih mendekatkan masyarakat kepada kebaikan dan menjauhkannya dari kerusakan meskipun Rasulullah tidak mensyari’atkannya dan tidak ada wahyu yang menjelaskannya. (al-Funun: Ibnu Aqil al-Hambali).

BACA JUGA:   Kader NU Berpolitik, Apa Salahnya?

Yang menarik dalam politik ialah permainannya. Kata “permainan” berbeda dengan kata “mainan”. Hidup bukan “mainan” tapi “permainan”, maka dalam hidup ini perlu memainkan seni permainan indah sehingga hidup menjadi lebih berkualitas dan bermakna.

Olah raga Sepak bola awalnya mainan sederhana. Hanya berupa tendang-tendangan bola. Tetapi karena sepak bola dikemas dalam seni permainan yang indah maka ia menjadi olahraga yang prestisius. Kiranya jika politik didesain dalam seni permainan yang indah tentu akan menjadi politik yang sesungguhnya.

Yang menarik dalam permainan politik Lumajang ialah perhelatannya. Genderangnya guyub, gayeng. Kini Lumajang sedang mempersiapkan panggung pelaminan bagi penganten politik. Dan dalam prosesi pengantin ada kembar mayang yang dibawa oleh pengiring penganten.

Penganten ialah mereka berdua yang akan diantar ke panggung pelaminan, penganten pria dan wanita. Dan dalam analogi pernikahan, siapakah yang kelihatan serasi duduk di pelaminan Lumajang, kiranya perlu diskusi intim dengan Datuk Arya Wiraraja karena beliau pernah menjadi “Pembawa Kembar Mayang” di zaman Majapahit.

 

Penulis: Dr. Nur Yasin, M.H.I (Rektor Sekolah Tinggi Agama Islam Bustanul Ulum Lumajang)