NU-LUMAJANG.OR.ID, Surabaya. Arifatul Choiri Fauzi resmi terpilih sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) untuk periode 2025-2030. Keputusan ini ditetapkan dalam Kongres Ke-18 Muslimat NU yang berlangsung di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jumat (14/2/2025).
Dalam kongres yang dihadiri oleh ribuan kader Muslimat NU dari berbagai daerah di Indonesia, Arifatul ditetapkan sebagai pemimpin baru menggantikan Khofifah Indar Parawansa, yang telah memimpin organisasi tersebut selama empat periode sejak tahun 2000. Meskipun tidak lagi menjabat sebagai Ketua Umum, Khofifah tetap mendapatkan amanah sebagai Ketua Dewan Pembina PP Muslimat NU.
Dilansir dari NU Online, pemilihan Ketua Umum PP Muslimat NU dilakukan melalui musyawarah mufakat oleh tim sembilan yang mewakili berbagai zona wilayah di Indonesia. Selain Arifatul, dua nama lain yang diajukan sebagai kandidat adalah Siti Aniroh dan Ulfah Masfufah. Namun, berdasarkan kesepakatan bersama, Arifatul akhirnya dipilih sebagai pemimpin baru organisasi perempuan terbesar di Indonesia ini.
Arifatul bukanlah sosok baru dalam Muslimat NU. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Sekretaris Umum PP Muslimat NU dan aktif dalam berbagai organisasi Islam. Ia juga merupakan anggota Komisi Informasi dan Komunikasi Majelis Ulama Indonesia (Infokom MUI).
Selain aktif di organisasi Islam, Arifatul juga memiliki pengalaman di dunia politik. Mengutip dari NU Online, sebelum terpilih sebagai Ketua Umum Muslimat NU, ia sempat menduduki posisi strategis sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dalam Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Dengan latar belakang yang kuat di bidang keislaman, pemberdayaan perempuan, dan politik, Arifatul diharapkan mampu membawa Muslimat NU ke tingkat yang lebih maju.
Dengan terpilihnya Arifatul Choiri Fauzi sebagai Ketua Umum, Muslimat NU diharapkan dapat terus menjadi organisasi yang berperan aktif dalam membangun masyarakat yang berlandaskan nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jamaah dan semangat kebangsaan.