Kisah Refil Andriansyah, Pemuda Lumajang Juara Harapan 1 Kaligrafi di MTQ Nasional 2022

oleh -dibaca 1757 orang

NU-LUMAJANG.OR.ID, Lumajang. Kabupaten Lumajang selalu menjadi kabupaten yang menelurkan ahli kaligrafi. Kader-kader Khottot (sebutan para pegiat kaligrafi) selalu bermunculan dan mengharumkan nama Lumajang baik di level provinsi dan nasional.

Yang terbaru adalah pemuda asal Kecamatan Pasrujambe, Refil Andriansyah yang turut mewakili Jawa Timur di MTQ Nasional XXlX Kalimantan Selatan 2022 dan berhasil meraih juara harapan 1 atau terbaik ke 4 pada cabang kaligrafi kontemporer.

Pemuda kelahiran 24 Oktober 1994 ini memang selalu menjadi langganan juara, di MTQ Nasional sebelumnya dirinya hanya meraih juara harapan 2. Sedangkan di tingkat provinsi dirinya dua kali berturut-turut selalu berhasil meraih juara pertama. Reffil tetap bersyukur, meskipun hanya naik satu peringkat dari MTQ Nasional sebelumnya.

BACA JUGA:   SMP NU An-Naashiri Pasrujambe Sukses Gelar Vaksinasi Dosis kedua

“Seleksi di Jatim sangat ketat, pembinaan oleh Lembaga Pengembangan Tilawatul Qur’an (LPTQ) jatim dan guru-guru kami sangat luar biasa, sampai-sampai kami difasilitasi untuk sekolah seni lukis di Jogja,” ungkap Refill memulai cerita pada NU-LUMAJANG.OR.ID, Rabu (26/10/2022).

Refill menuturkan, seni kaligrafi kontemporer selain dituntut tulisan bagus juga harus super kreatif untuk menentukan tema yang sesuai ayat yang ditulis. Menurutnya, satu bulan sekolah seni lukis di Jogja banyak hal baru yang ia dapat dan ia praktekkan saat berkreasi di MTQ.

“Perkembangan khot di setiap provinsi sekarang semakin bagus, mau tidak mau harus mengejar itu semua. Saat di Jogja saya diajarkan seperti apa kontemporer sesungguhnya, bagaimana cara desain dan memaknai ayat, karna kaligrafi kontemporer ini ibaratnya seperti tafsir, hanya saja tafsir yang dituangkan dalam lukisan,” terang alumni Pon Pes Kiai Syarifuddin Wonorejo Kedungjajang ini.

BACA JUGA:   Permudah Layanan Lembaga Al-Qur'an, Kemenag Lumajang Sosialisasikan Aplikasi Sipdar-PQ

Ia menambahkan, 12 tahun bergelut dengan seni kaligrafi tak lantas membuatnya puas dan berbangga diri. Ia mengaku karyanya masih jauh dari kata sempurna dan masih butuh bimbingan dan perbaikan disana-sini. Awal menekuni kaligrafi ia sempat berpindah-pindah menekuni bidang naskhah, mushaf dan dekorasi.

“Sekarang sudah mulai fokus kontemporer, tentunya porsi belajar dan berlatih saya perlu ditambah serta mencari ide baru dan tetap optimis. Untuk teman-teman lainnya, tetap berusaha semaksimal mungkin, karna usaha merupakan prestasi, dan usaha tidak akan menghianati hasil,” tandasnya.