Jadikan Ibadah Puasa Jadi Media Membentuk Resiliensi Anak

oleh -dibaca 677 orang
Kurma bersama Nyai Qurrati A'yun

Selain menjadi Ibadah wajib bagi umat Islam. Ibadah Puasa juga dinilai mampu menjadi media efekif dalam membentuk Resiliensi Anak sejak dini.

Hal tersebut disampaikan Akademisi dari Universitas Islam Syarifuddin Lumajang, Dr. Hj. Qurroti A’yun, S.E., M.Ed. saat menjadi pembicara dalam Kajian Keutamaan Ramadan (Kurma) Edisi ke-18 di Studio MCN PCNU Lumajang.

Menurutnya, Resiliensi anak penting disiapkan sejak dini. Selain agar anak memiliki sikap tahan banting dan gigih dalam berbagai bidang dan kegiatan, sikap resiliensi pada anak dinilai mampu menjawab tantangan zaman masa depan.

“Pada dasarnya, sikap resiliensi ini penting diajarkan sejak dini agar anak tidak mudah patah atau putus asa saat mengalami kegagalan atau keterpurukan selama proses pertumbuhan dan pembelajaran,” ungkapnya sebagaimana dikutip dari Program Kurma Edisi ke-18 pada Selasa (18/03/2025)

BACA JUGA:   Kiai Qusyairi: Lakukan 4 Hal Ini untuk Mendapat Kebahagiaan

Lebih lanjut, Dosen Psikologi Pendidikan pada Fakultas Dakwah dan Penyiaran Islam Universitas Islam Syarifuddin Lumajang ini menjelaskan lebih detail tentang Resiliensi.

Sebagaimana dikutip dari American Psychological Association (APA) bahwa secara terminilogi Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bertahan dalam situasi sulit, termasuk diantaranya kemampuan untuk kembali bangkit.

“Resiliensi ini memiliki 2 konstruksi, diantaranya hardiness (daya tahan) dan Perseverance (gigih kembali bangkit) dan ini agak sulit bagi anak jika tidak kita siapkan mental Resiliensi sejak dini”, tambahnya.

Dalam perspektif Islam, Resilensi juga dijelaskan dalam Al-Qur’an diantaranya dalam konsep As-Samhahah atau kelapangdadaan, sabar atau ketabahan, dan keyakinan mampu melewati masalah atau ujian dari Allah SWT, diantaranya dalam Surat Al-Baqarah ayat 286, yang artinya:

BACA JUGA:   Keistimewaan Bulan Muharram dalam Tafsir al-Jalalain

“Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa); “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.”

Selain itu, Resiliensi dalam Islam juga dijelaskan dalam konsep kesadaran atas kesalahan hingga melakukan pertaubatan dan meyakini adanya pelajaran dalam setiap kesulitan.

BACA JUGA:   Fokus Perbaiki Diri, Bukan Sibuk Cari Aib Orang Lain

Upaya membentuk Resiliensi menggunakan media Puasa bisa dilakukan sejak dini, mulai dari mengajari tantangan seperti membangunkan sahur, konsisten Ibadah hingga komitmen pada janji sendiri.

Wallahu a’lamu bisshawab