KH Ahmad Mustofa Bisri, Ulama Nahdlatul Ulama (NU) asal Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, kembali mengingatkan umat Islam tentang pentingnya memaknai bulan Ramadhan sebagai bulan refleksi bagi seorang hamba kepada Tuhannya.
Menurutnya, manusia sering kali disibukkan dengan urusan-urusan yang tidak menyentuh substansi dari tujuan penciptaannya. Hal ini terjadi karena manusia cenderung memahami ibadah dalam arti yang sempit.
Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, Surat Az-Zariyat ayat 56:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
“Kita (manusia) sesungguhnya adalah hamba Allah SWT yang juga diamanahi sebagai khalifah (pemimpin) di bumi. Namun, masalahnya, kita sering lupa akan tugas penghambaan ini dan justru lebih dominan menjalankan peran sebagai khalifah,” ungkap Gus Mus, sapaan akrab Ketua Mustasyar PBNU, sebagaimana dikutip dari kanal YouTube Mahfud MD Official, edisi 1 Maret 2025.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa manusia seharusnya lebih mengutamakan penghambaan kepada Allah SWT. Salah satu bentuk penghambaan itu adalah dengan menyambut bulan Ramadhan sebagai bulan yang istimewa—bulan refleksi di antara sebelas bulan lainnya dalam kalender Hijriyah.
“Mengapa bulan Ramadhan ini sangat istimewa? Karena kita diberikan waktu dengan suasana yang mendukung untuk melakukan refleksi diri,” tambahnya.
Suasana yang dimaksud mendukung ini terjadi secara spontan dan menyeluruh hampir di seluruh penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari perbedaan pola kajian di pesantren, konten-konten yang secara khusus membahas keislaman di berbagai platform media, hingga atmosfer penyambutan bulan Ramadan di kalangan umat Islam. Wallahu a’lam bishawab