NU-LUMAJANG.OR.ID, Malaysia. Pembiayaan pendidikan kerap menjadi topik menarik dalam berbagai diskusi ditengah mahalnya biaya Pendidikan Tinggi akhir-akhir ini.
Berbagai alternatif ditawarkan, mulai dari wacana Student Loan hingga wakaf pendidikan.
Salah satunya dalam Talkshow antar Bangsa yang digelar oleh Institut Agama Islam Miftahul Ulum (IAIM) Lumajang dengan Universitas Teknologi Mara (UiTM) Cawangan Negeri Sembilan Malaysia di Studio TV UiTM Rembau Negeri Sembilan Malaysia.
Talkshow bertajuk “Peran Wakaf Produktif untuk Memperkasa Tridharma Perguruan Tinggi” ini mengajukan wakaf Pendidikan menjadi salah satu alternatif yang bisa dipilih dalam mengatasi berbagai persoalan pembiayaan pendidikan.
Dosen UiTM Malaysia, Dr. Mohd Arsyad menjelaskan pentingnya wakaf dalam memperkuat dunia pendidikan di berbagai negara di Dunia.
“Kemajuan pendidikan termasuk di Malaysia tidak terlepas dari pemanfaatan dana wakaf, kita bisa melihat bagaimana Universitas Al-Azhar Cairo Mesir menjadi perguruan tinggi yang kokoh di dunia dengan memanfaatkan dana wakaf,” ungkapnya.
Senada dengan Arsyad, Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq, Prof. Muhammad Nur Harisuddin tak menampik jika dana wakaf digunakan dalam sektor pendidikan. Bahkan, ia mencontohkan jika di Indonesia dana wakaf telah dikembangkan pada kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan.
“Umat muslim Indonesia yang terkenal dengan awarness-nya, pemanfaatan wakaf sudah dikembangkan pada sektor kesehatan,” terang Prof Haris, sapaan akrab Dosen yang juga Direktur Lembaga Wakaf Darul Hikam Jember.
Meski masih belum optimal, penggunaan dana wakaf ini bisa menjadi salah satu alternatif pembiayaan Pendidikan Tinggi, khususnya kampus swasta yang sumber pembiayaannya tidak mengandal Anggaran Negara.
“Pengelolaan wakaf di IAIM Lumajang menjadi salah satu alternatif pembiayaan yang sangat membantu, apalagi IAIM adalah lembaga private yang pembiayaan operasional pendidikannya tidak didukung oleh Negara,” terang Rektor IAIM Lumajang, Muchammad Hisan
Sebagaimana diketahui, di Indonesia khususnya jumlah Perguruan Tinggi Swasta jauh lebih banyak jika dibanding dengan Perguruan Tinggi Negeri (PTN).