Seputar Puasa Tasu’a dan Asyura, Lengkap dengan Niatnya

oleh -dibaca 77 orang
Ilustrasi

Hari Asyura adalah hari kesepuluh di bulan Muharram, berpuasa pada hari ini (Asyura) adalah sunnah karena banyak banyak kebaikan yang terjadi pada hari ini. Orang-orang kafir pun berpuasa pada hari ini di masa jahiliyah, dan Islam juga memuliakannya.

Bahkan, ulama-ulama Kufah berpegang pada kewajiban puasa Asyura di awal Islam, kemudian hukum itu dihapus. Dan mayoritas ulama (jumhur) berpendapat bahwa puasa Asyura adalah sunnah sejak awal disyariatkannya.

Dalam hadits riwayat Ibnu Abbas disebutkan:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم صام يوم عاشوراء، وأمر بصيامه

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa pada hari itu.”

Pada hari Asyura dianjurkan untuk memberi nafkah yang lebih luas kepada keluarga, berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi dan lainnya:

وصيام عاشوراء يكفر ذنوب سنة ماضية لأنه يوم موسوي، وصيام يوم عرفة يكفر ذنوب سنتين لأنه يوم محمدي

Artinya: “Puasa Asyura menghapuskan dosa-dosa selama setahun yang lalu, karena berkaitan dengan Nabi Musa. Sementara puasa Arafah menghapuskan dosa-dosa selama dua tahun, karena berkaitan dengan Nabi Muhammad.”

Dengan demikian, sesungguhnya Allah memiliki kekuasaan untuk memilih waktu-waktu tertentu dan dengan keutamaan tertentu.

Puasa Asyura mulanya adalah puasa yang dikerjakan oleh Nabi Musa as atas rasa syukurnya kepada Allah SWT yang terbebas dari kejaran Fir’aun. Puasa tersebut lalu diikuti oleh kaum Yahudi dan Quraisy di masa Jahiliyah sebagai peringatan atas kejadian tersebut, sebagaimana riwayat Ibnu Abbas.

BACA JUGA:   Menikah Diuji Ekonomi Sulit, Bagaimana dengan Janji Allah?

Ibnu Abbas adalah seorang sahabat, saudara sepupu Nabi yang dikenal sangat ahli dalam tafsir Al-Qur’an, ia meriwayatkan bahwa saat Nabi berhijrah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di sana mengerjakan puasa Asyura. Nabi pun bertanya tentang alasan mereka berpuasa. Mereka menjawab:

هو يوم نجى الله فيه موسى وأغرق ال فرعون فصام موسى شكرا لله، فقال: أنا أولى بموسى منهم فصامه وأمر بصيامه

Artinya: “Allah telah melepaskan Musa dan umatnya pada hari itu dari (musuhnya) Fir’aun dan bala tentaranya, lalu Musa berpuasa pada hari itu, dalam rangka bersyukur kepada Allah. Nabi bersabda: ‘Aku lebih berhak terhadap Musa dari mereka.’ Maka Nabi pun berpuasa pada hari itu dan menyuruh para sahabatnya agar berpuasa juga.” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Hal senada juga diriwayatkan oleh Abu Musa al-Asy’ari, hari Asyura adalah hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi sebagai hari raya pembebasan Nabi Musa dari kejaran Fir’aun.

كان يوم عاشوراء يوما تعظمه اليهود وتتخذه عيدا، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم صوموه أنتم

BACA JUGA:   12 Amalan yang Dianjurkan di Bulan Muharram

Artinya: “Hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan dijadikan oleh mereka sebagai hari raya, maka Rasulullah SAW bersabda: ‘Berpuasalah kamu sekalian pada hari itu.’” (HR al-Bukhari dan Muslim)

Puasa Asyura merupakan perintah yang disunnahkan, bahkan ada yang berpendapat bahwa perintahnya adalah wajib, kemudian dihapus, seperti yang telah kami sebutkan.

Kemudian, dalam hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas juga berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

لئن بقيت إلى قابل، لأصومن التاسع

Artinya: “Jika aku masih hidup sampai tahun depan, aku pasti akan berpuasa pada pada tanggal 9 Muharram (Tasu’a).” (HR Muslim dan Ibnu Majah)

Ibnu Abbas meriwayatkan hadits dengan status marfu:

صوموا يوم عاشوراء وخالفوا اليهود، صوموا يوما قبله أو يوما بعده

Artinya: “Puasalah kalian pada hari Asyura dan bedakan dengan kaum Yahudi, puasalah kalian sehari sebelum atau sesudahnya.” (HR Ahmad)

عن عبد الله بن عباس رضي الله عنهما، يقول : حين صام رسول الله صلى الله عليه وسلم يوم عاشوراء وأمر بصيامه، قالوا : يا رسول الله إنه يوم تعظمه اليهود والنصارى، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : فإذا كان العام المقبل إن شاء الله صمنا اليوم التاسع، قال : فلم يأت العام المقبل، حتى توفي رسول الله صلى الله عليه وسلم

BACA JUGA:   10 Rajab Nur Nabi Muhammad SAW Dipindah pada Rahim Aminah, Benarkah?

Artinya: “Dari Abdullah bin Abbas ra berkata: ‘Ketika Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan menyuruh para sahabat juga berpuasa.’ Mereka bertanya: ‘Wahai Rasulallah, hari Asyura itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Kemudian Rasulullah bersabda: ‘Kalau demikian, Insya Allah tahun depan kita berpuasa juga pada hari yang kesembilan.’ Abdullah bin Abbas melanjutkan ceritanya: ‘Tetapi sebelum datang tahun depan yang dimaksud, Rasulullah SAW telah wafat.’” (HR Muslim)

Hari Tasu’a adalah hari kesembilan di bulan Muharram, berpuasa pada hari ini bertujuan untuk menyelisihi atau membedakan dengan perbuatan orang-orang Yahudi. Sebab, orang-orang Yahudi hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharram saja.

Niat Puasa Tasu’a:

نَوَيْتُ صَوْمَ تَاسُوْعَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat puasa Tasu’a karena Allah Ta’ala.”

Niat Puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُوْرَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Artinya: “Saya niat puasa Asyura karena Allah Ta’ala.”

Pada bulan ini adalah moment untuk setiap hamba meningkatkan kualitas takwa, sebab orang yang melakukan maksiat pada keempat bulan tersebut salah satunya Muharram akan mendapat balasan dosa yang lebih besar. Selain balasan dosa yang mengalami lipat ganda, pahala amal ibadah juga demikian.

Wallâhu a’lam bisshawab.