Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia telah memainkan peran penting dalam membangun dan mempertahankan identitas keagamaan yang moderat, toleran, dan inklusif.
Melalui ajaran Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja), NU menghadirkan wajah Islam yang seimbang antara pemikiran keagamaan klasik dan tantangan kontemporer. Sejak didirikan, NU terus mengembangkan strategi yang efektif untuk menyebarkan dan memperkokoh ajaran Aswaja, di tengah perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi yang terus berkembang.
Strategi-strategi ini tidak hanya berfokus pada penguatan pendidikan dan dakwah, tetapi juga pemberdayaan ekonomi umat serta pemanfaatan teknologi digital untuk menyebarkan pesan-pesan Islam moderat. Dengan landasan Aswaja, NU berkomitmen menjaga harmoni dan mempererat persaudaraan di tengah keragaman bangsa.
Mari kita eksplorasi lebih dalam bagaimana strategi-strategi tersebut diimplementasikan oleh NU untuk mempertahankan ajaran Aswaja di era modern ini.
Strategi Nahdlatul Ulama (NU) dalam mengembangkan ajaran Aswaja (Ahlussunnah wal Jama’ah) berfokus pada pendekatan yang adaptif, inklusif, dan kontekstual, serta bertujuan mempertahankan tradisi Islam moderat. Beberapa strategi kunci NU adalah:
1. Penguatan Pendidikan: NU membangun dan mengelola berbagai lembaga pendidikan, seperti madrasah, pesantren, dan perguruan tinggi Islam, yang berfokus pada pendidikan Aswaja. Pendidikan ini menekankan keseimbangan antara pengetahuan agama dan ilmu umum, dengan memperkenalkan kajian Aswaja dalam kurikulum.
2. Penyebaran Melalui Dakwah: NU menggunakan dakwah yang moderat dan toleran, baik melalui ceramah langsung di masjid maupun di media sosial. Dakwah NU menekankan persaudaraan, toleransi antarumat beragama, dan penolakan terhadap kekerasan.
3. Pengembangan Pesantren: NU mengembangkan pesantren sebagai basis pengajaran Aswaja. Pesantren memainkan peran penting dalam melahirkan ulama dan pemimpin yang memahami dan menyebarkan ajaran Aswaja secara mendalam.
4. Kerja Sama dengan Pemerintah: NU secara aktif berpartisipasi dalam dialog kebijakan publik dengan pemerintah, memperjuangkan kepentingan umat Islam dan mendukung kebijakan yang sejalan dengan nilai-nilai Aswaja.
5. Pemberdayaan Ekonomi Umat: NU juga mengembangkan strategi pemberdayaan ekonomi berbasis komunitas melalui koperasi, UKM, dan program ekonomi syariah. Ini dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan umat sambil tetap menjaga nilai-nilai Aswaja.
6. Moderasi Beragama: NU secara konsisten menekankan pentingnya moderasi beragama, melawan ekstremisme, dan menjaga persatuan bangsa melalui nilai-nilai Aswaja yang inklusif.
7. Media dan Teknologi: Pemanfaatan media massa dan teknologi digital juga digunakan untuk menyebarkan ajaran Aswaja secara luas, dengan memanfaatkan platform media sosial untuk menjangkau generasi muda dan memperkuat nilai-nilai keagamaan.
Dengan strategi-strategi tersebut, NU berusaha memastikan bahwa ajaran Aswaja tetap relevan dan diterima oleh masyarakat dalam konteks modern.
Dengan strategi yang adaptif dan berkelanjutan, Nahdlatul Ulama berhasil menjaga relevansi ajaran Aswaja di tengah dinamika zaman. Melalui penguatan pendidikan, dakwah yang inklusif, dan pemberdayaan umat, NU terus mengukuhkan posisinya sebagai penjaga Islam moderat di Indonesia.
Di era modern ini, NU membuktikan bahwa ajaran Aswaja bukan hanya tradisi yang diwariskan, tetapi juga solusi yang relevan bagi masa depan.
Oleh Dr. Abdul Wadud Nafis, LC , MEI
Daftar Pustaka
1. Azra, Azyumardi. Islam Nusantara: Jaringan Global dan Lokal. Jakarta: Mizan, 2013.
2. Fealy, Greg dan Greg Barton (eds.). Tradisi, Relasi dan Modernisasi: Nahdlatul Ulama dan Islam di Indonesia. Yogyakarta: LKiS, 2004.
3. Bush, Robin. Nahdlatul Ulama and the Struggle for Power Within Islam and Politics in Indonesia. Singapore: ISEAS, 2009.
4. Wahid, Abdurrahman. Islam Kosmopolitan: Nilai-nilai Indonesia dan Transformasi Kebudayaan. Jakarta: The Wahid Institute, 2007.
5. Said, Najib. Ahlussunnah Wal Jamaah: Aswaja dalam Pandangan Ulama Pesantren. Yogyakarta: LKiS, 2006.
6. Zulkifli. Sufism in Java: The Role of the Pesantren in the Maintenance of Sufism in Java. Jakarta: Indonesian-Netherlands Cooperation in Islamic Studies, 2002.
7. Rais, Umar Hasyim. Nahdlatul Ulama: Ideologi dan Gerakan Sosial. Malang: UIN-Maliki Press, 2010.