Nyai Warosih Ningsih: Simpan Ilmu dalam Hati, Bukan Catatan

oleh -dibaca 1057 orang

NU-LUMAJANG.OR.ID, Tekung. Penasehat Ranting Fatayat NU Tekung Nyai Hj Warosih Ningsih sampaikan soal pentinganya mencatat ilmu dalam hati.

Hal itu disampaikan saat acara rutin Pimpinan Ranting (PR) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Tekung selama satu pekan sekali pada hari Jumat (05/01/2024) di Desa Tekung, Kecamatan Tekung, Kabupaten Lumajang.

Acara tersebut dihadiri oleh Penasehat Ranting Fatayat NU Tekung Nyai Hj Warosih Ningsih, ketua PAC Fatayat NU Tekung, Kepala Desa dan warga setempat.

Dalam Mauidhohnya, Nyai Hj Warosih Ningsih menjelaskan bahwa ilmu itu ada di dalam hati bukan di catatan, juga bukan di ponsel (handphone).

“Karena kalau suatu saat nanti catatan atau ponselnya hilang dan rusak maka secara otomatis kita sebagai manusia akan lupa,” ungkapnya.

BACA JUGA:   Dirikan Rumah Inspirasi, Fatayat NU Lumajang Ajak Perempuan Penyintas Semeru Kembali Berkreasi

Lebih lanjut ia mencontohkan, ketika kitab-kitab peninggalan ayahnya di dalam lemari dalam kedaan rusak dimakan rayap kemudian dibakar, maka ilmu itu tetap ada karena sang ayah menyimpannya dalam hati bukan pada catatan saja.

“Semoga keluarga kita dijadikan keluarga yang barakah, Ranting Fatayat NU Tekung ini semakin istiqomah dan semakin banyak yang mengikuti Fatayat NU,” harapnya.

Pengurus PAC Fatayat NU Tekung Ainia mengatakan dengan adanya acara ini semoga kita semua selalu berkhidmat ke Nahdhatul Ulama’ dan menjadi umat Rasulullah yang dirindukan serta mendapat syafaat di akhirat.

“Acara ini dimulai dengan pembukaan, menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Fatayat NU, Syubbanul Wathan, khatmil Qur’an dilanjut Mauidhoh Hasanah dan diikuti oleh 50 anggota ranting Fatayat NU Tekung,” pungkasnya.