NU-LUMAJANG.OR.ID, Lumajang. Wakil Ketua Lembaga Dakwah (LD) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lumajang, Kiai M.G. Ridwan mengatakan bahwa upaya-upaya untuk menjadi guru idaman harus mempunyai keikhlasan untuk membimbing dan mendidik anak negeri.
Hal itu disampaikan Kiai Ridwan saat Ngaji Selosoan di Studio Media Center an-Nahdlah (MCN) Gedung PCNU Jalan Alun-alun Timur 03 Lumajang, Jumat (3/11/2023).
“Insya Allah dengan keikhlasan, ketulusan dan penuh semangat berjuang untuk mencerdaskan anak-anak, kita bisa menanamkan sesuatu yang kita sampaikan kepada anak-anak menjadi anak yang cerdas, berguna, bermanfaat bagi bangsa dan negara,” ucapnya.
Dalam acara yang mengangkat tema Guru Idaman Bagi Anak Negeri ini, dirinya menambahkan bahwa untuk menjadi guru idaman juga selalu mengenalkan, mengajak, dan mendekatkan diri dengan bermunajat kepada Allah SWT, maka insya Allah anak-anak kita akan menjadi orang yang selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan iman dan takwa.
“Sebagai guru idaman, hendaklah selalu mengikuti semua yang dilakukan Kanjeng Nabi Muhammad SAW,” imbuhnya.
Sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT:
قُلْ اِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّوْنَ اللّٰهَ فَاتَّبِعُوْنِيْ يُحْبِبْكُمُ اللّٰهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ ۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran [3]:31).
“Selain itu, hendaklah menjadi orang yang zuhud atau tidak pamrih terhadap materi dan lain sebagainya, agar kita bisa menjadi guru idaman yang baik,” tegasnya.
Terakhir ia menyampaikan, agar menjadi guru idaman hendaklah selalu memberi perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak, karena anak-anak itu mempunyai tipe-tipe yang berbeda, ada anak berkebutuhan khusus, anak lambat, anak pandai, dan anak jenius.
“Dari perbedaan-perbedaan itu, kita harus memberikan perhatian dan penanganan khusus kepada mereka,” pungkas Wakil Ketua LD PCNU Lumajang itu.
Penulis: Selamet Angguniawan