Biasanya orang jawa itu kalau mau mantu menentukan hari yang pas untuk hajadnya masih tanya pada ulama.
Ulama Nusantara pada zaman dahulu tidak menganjurkan Mantu/punya hajad pada bulan Suro/Muharram.
Itu tidak lepas dari peristiwa sejarah. Dibulan Suro, tepatnya pada tanggal 10 Suro (Asyuro), terdapat peristiwa Besar yang dialami oleh dzurriyah Kanjeng Nabi Muhammad SAW, Sayyidina Husen, yang dibunuh dan dibantai habis di padang Karbala.
Karena itu, keluarga Rasullulloh di Bulan Muharram sedang dalam keadaan berduka. Masak pantas kita sebagai ummatnya bersenang-senang dalam kemeriahan pernikahan sedangkan nabi dalam keadaan berduka? Tidak Pantas sama sekali.
Akhlaq inilah yang diamalkan oleh para ulama.
Memang, jika kita mencari di kitab manapun, baik al-quran atau hadits tidak ditemukan larangan untuk mempunyai hajat atau walimah bulan Suro/Muharrom.
Tapi kalau orang yang punya akhlak dan tata krama kepada Rasullulloh SAW baru tau diri.
Inilah yang disebut ilmu Akhlaq, puncaknya ilmu Akhlaq adalah tasawuf.
__________________
Ringkasan ceramah Gus Mas’ud, Ketua PCNU Lumajang